Barcelona pada 2009 menjadi satu-satunya klub yang menyabet semua gelar juara yang disediakan dalam satu tahun kalender.
Keberhasilan mengalahkan Sevilla pada Piala Super Eropa 2020 membuka gerbang Bayern Muenchen untuk menyamai catatan sensasional Barcelona pada 2009 sebagai satu-satunya klub yang menyabet semua gelar juara yang disediakan dalam satu tahun kalender.
Sebelas tahun lalu, Barcelona ditangani Pep Guardiola. Pelatih Manchester City tersebut baru saja ditunjuk menjadi komandan perang di skuad utama menggantikan Frank Rijkard pada 2008. Sebelumnya, Guardiola merupakan pelatih Barcelona B.
Diperkuat pemain-pemain hebat seperti Xavi Hernandez, Andres Iniesta, Carles Puyol, hingga Lionel Messi, Barcelona merajai 2008/2009. Mereka menyabet gelar La Liga setelah mengalahkan Real Madrid, Copa del Rey setelah menyingkirkan Athletic Bilbao, dan Liga Champions setelah mempermalukan Manchester United.
Ketika musim 2009/2010 dimulai, Barcelona menjuarai Supercopa de Espana lewat kemenangan atas Bilbao dan Piala Super Eropa setelah mengalahkan Shakhtar Donetsk. Sukses pada 2009 ditutup gelar kemenangan di Piala Dunia Antarklub. El Barca mengecundangi Estudiantes de La Plata di Abu Dhabi.
Sejauh ini, Bayern sudah mendapatkan 4 trofi di akhir 2019/2020 dan di awal 2020/2021. Mereka juara Bundesliga, DFB-Pokal, Liga Champions, dan Piala Super Eropa. Masih tersisa DFL-Supercup, yang rencananya digelar 30 September 2020 melawan Borussia Dortmund. Terakhir, Piala Dunia Antarklub, yang kemungkinan besar Desember 2020.
Sebelumnya, usaha untuk meraih 6 piala dalam 1 tahun kalender sudah pernah dicoba beberapa klub Eropa berikut ini. Barcelona dan Bayern juga sempat mencoba, tapi gagal.
1. Inter Milan 2010 (gagal di Piala Super Eropa)
Inter Milan akan menggenang 2009/2010 sebagai musim yang membanggakan. Dilatih Jose Mourinho, I Nerazzurri punya skuad yang luar biasa. Diperkuat Wesley Sneijder, Diego Milito, Samuel Eto'o, hingga Mario Balotelli, mereka menjuarai Serie A, Coppa Italia, dan Liga Champions.
Dengan tiga gelar dalam satu musim, Inter mengincar tiga gelar lagi untuk menutup 2010. Tapi, keputusan menunjuk Rafael Benitez sebagai pelatih pengganti Mourinho, yang hengkang ke Real Madrid ternyata tidak tepat.
Di bawah Benitez, Inter mengawali 2010/2011 dengan mengalahkan Juventus di Supercoppa Italia. Sayang, usaha meraih trofi kelima gagal saat Piala Super Eropa berlangsung 27 Agustus 2010. I Nerazzuri hanya menyerah 2 gol tanpa balas dari Atletico Madrid.
Beruntung, wajah Inter terselematkan ketika Piala Dunia Antarklub berlangsung. Mereka berhasil menjadi juara setelah mengalahkan klub asal Kongo, TP Mazembe 3-0 di final, 18 Desember 2010. Tapi, satu minggu berselang, posisi Benitez justru digantikan Leonardo Araujo karena tampil buruk di Serie A.
2. Bayern Muenchen 2013 (gagal di DFL-Supercup)
Bayern 2012/2013 adalah klub yang sama hebatnya dengan 2019/2020. Ditangani Jupp Heynckes, FC Hollywood tampil sangat stabil sejak Bundesliga dimulai. Hasilnya, Arjen Robben dkk ketika itu mampu mengakhiri musim dengan tiga gelar bergengsi, yaitu Bundesliga, DFB-Pokal, dan Liga Champions.
Namun, sama seperti Inter Milan pada 2010, Bayern juga melakukan pergantian pelatih di awal musim 2010/2011. Heynckes yang memutuskan pensiun dari sepakbola digantikan Pep Guardiola.
Keputusan manajemen ternyata salah di awal musim. Sebagai orang baru di sepakbola Jerman, mantan pelatih Barcelona itu butuh waktu untuk mengenal para pemainnya. Hasilnya, saat DFL-Supercup digelar pada 27 Juli 2013, Bayern dikalahkan Borussia Dortmund 2-4. Saat itu, Dortmund masih diperkuat Robert Lewandowksi.
Beruntung, Guardiola bisa menyelamatkan reputasinya di Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antarklub. Di Piala Super, Bayern mengalahkan Chelsea lewat adu penalti 5-4 setelah imbang 2-2. Sementara di Piala Dunia Antarklub, mereka mengalahkan utusan tuan rumah Maroko, Raja Casablanca, 2-0. Gol Bayern saat itu dicetak Dante dan Thiago Alcantara.
3. Barcelona 2015 (gagal di Supercopa de Espana)
Barcelona era Luis Enrique sebenarnya sama hebatnya dengan Pep Guardiola. Pada 2014/2015, sebuah usaha untuk mengulangi generasi emas 2009 sedang dirancang manajemen El Barca. Mengandalkan Trio MSN (Messi, Suarez, Neymar), mereka menjuarai La Liga, Copa del Rey, dan Liga Champions.
Keberhasilan tersebut membuat Barcelona dilanda euforia saat memasuki musim 2015/2016. Menghadapi Athletic Bilbao di Supercopa de Espana, Barcelona menyerah agregat 1-5. Mereka dihajar 4 gol tanpa balas di Estadio San Mames sebelum bermain imbang 1-1 di Camp Nou.
Kehilangan kesempatan meraih 6 trofi dalam satu tahun kelender membuat Barcelona mengamuk di Piala Super Eropa. Melawan Sevilla di Tbilisi, Barcelona unggul 5-4 melalui pertarungan 120 menit. Gol kemenangan El Barca diciptakan Pedro Rodriguez di menit 115!
Tahun kalender 2015 ditutup Barcelona dengan menjuarai Piala Dunia Antarklub. Merumput di Jepang, El Barca mengalahkan River Plate 3-0. Messi mencetak 1 gol dan Suarez 2 gol.
4. Real Madrid 2017 (gagal di Copa del Rey)
Era Zinedine Zidane di Real Madrid adalah yang paling gemilang. Bukan hanya menyabet trofi Liga Champions beruntun, Zizou juga hampir membawa Los Blancos menyamai torehan 6 gelar Barcelona dalam satu tahun kalender 2017.
Namun, beda dengan Inter Milan, Barcelona, atau Bayern Muenchen, 5 gelar Madrid tidak diawali treble winners pada 2016/2017. Pada musim tresebut, para penghuni Santiago Bernabeu hanya sanggup menghasilkan gelar La Liga dan Liga Champions. Madrid kandas di perempat final Copa del Rey dari Celta Vigo.
Gagal di ajang domestik tidak membuat Madrid loyo di panggung internasional. Memasuki 2017/2018, mereka mengawalinya dengan gemilang. Barcelona dikalahkan di Supercopa de Espana. Skora agregatnya 5-1 (3-1, 2-0).
Setelah itu, Madrid tampil di Piala Super Eropa. Mereka mengalahkan Manchester United 2-1. Los Blancos menutup 2017 dengan kegembiraan di Piala Dunia Antarklub. Menghadapi Gremio Porto Alegre di Abu Dhabi, Los Blancos unggul 1-0 lewat Cristiano Ronaldo.
Sebelas tahun lalu, Barcelona ditangani Pep Guardiola. Pelatih Manchester City tersebut baru saja ditunjuk menjadi komandan perang di skuad utama menggantikan Frank Rijkard pada 2008. Sebelumnya, Guardiola merupakan pelatih Barcelona B.
BACA BERITA LAINNYA
Klopp Tersinggung Komentar Roy Keane Soal Penampilan Liverpool
Klopp Tersinggung Komentar Roy Keane Soal Penampilan Liverpool
1. Inter Milan 2010 (gagal di Piala Super Eropa)
Inter Milan akan menggenang 2009/2010 sebagai musim yang membanggakan. Dilatih Jose Mourinho, I Nerazzurri punya skuad yang luar biasa. Diperkuat Wesley Sneijder, Diego Milito, Samuel Eto'o, hingga Mario Balotelli, mereka menjuarai Serie A, Coppa Italia, dan Liga Champions.
BACA BIOGRAFI LAINNYA
Kisah Akhrik Tsveiba, Pemain yang Pernah Membela 4 Tim Nasional
Kisah Akhrik Tsveiba, Pemain yang Pernah Membela 4 Tim Nasional
Dengan tiga gelar dalam satu musim, Inter mengincar tiga gelar lagi untuk menutup 2010. Tapi, keputusan menunjuk Rafael Benitez sebagai pelatih pengganti Mourinho, yang hengkang ke Real Madrid ternyata tidak tepat.
Beruntung, wajah Inter terselematkan ketika Piala Dunia Antarklub berlangsung. Mereka berhasil menjadi juara setelah mengalahkan klub asal Kongo, TP Mazembe 3-0 di final, 18 Desember 2010. Tapi, satu minggu berselang, posisi Benitez justru digantikan Leonardo Araujo karena tampil buruk di Serie A.
2. Bayern Muenchen 2013 (gagal di DFL-Supercup)
Bayern 2012/2013 adalah klub yang sama hebatnya dengan 2019/2020. Ditangani Jupp Heynckes, FC Hollywood tampil sangat stabil sejak Bundesliga dimulai. Hasilnya, Arjen Robben dkk ketika itu mampu mengakhiri musim dengan tiga gelar bergengsi, yaitu Bundesliga, DFB-Pokal, dan Liga Champions.
Namun, sama seperti Inter Milan pada 2010, Bayern juga melakukan pergantian pelatih di awal musim 2010/2011. Heynckes yang memutuskan pensiun dari sepakbola digantikan Pep Guardiola.
Keputusan manajemen ternyata salah di awal musim. Sebagai orang baru di sepakbola Jerman, mantan pelatih Barcelona itu butuh waktu untuk mengenal para pemainnya. Hasilnya, saat DFL-Supercup digelar pada 27 Juli 2013, Bayern dikalahkan Borussia Dortmund 2-4. Saat itu, Dortmund masih diperkuat Robert Lewandowksi.
Beruntung, Guardiola bisa menyelamatkan reputasinya di Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antarklub. Di Piala Super, Bayern mengalahkan Chelsea lewat adu penalti 5-4 setelah imbang 2-2. Sementara di Piala Dunia Antarklub, mereka mengalahkan utusan tuan rumah Maroko, Raja Casablanca, 2-0. Gol Bayern saat itu dicetak Dante dan Thiago Alcantara.
3. Barcelona 2015 (gagal di Supercopa de Espana)
Barcelona era Luis Enrique sebenarnya sama hebatnya dengan Pep Guardiola. Pada 2014/2015, sebuah usaha untuk mengulangi generasi emas 2009 sedang dirancang manajemen El Barca. Mengandalkan Trio MSN (Messi, Suarez, Neymar), mereka menjuarai La Liga, Copa del Rey, dan Liga Champions.
Keberhasilan tersebut membuat Barcelona dilanda euforia saat memasuki musim 2015/2016. Menghadapi Athletic Bilbao di Supercopa de Espana, Barcelona menyerah agregat 1-5. Mereka dihajar 4 gol tanpa balas di Estadio San Mames sebelum bermain imbang 1-1 di Camp Nou.
Kehilangan kesempatan meraih 6 trofi dalam satu tahun kelender membuat Barcelona mengamuk di Piala Super Eropa. Melawan Sevilla di Tbilisi, Barcelona unggul 5-4 melalui pertarungan 120 menit. Gol kemenangan El Barca diciptakan Pedro Rodriguez di menit 115!
Tahun kalender 2015 ditutup Barcelona dengan menjuarai Piala Dunia Antarklub. Merumput di Jepang, El Barca mengalahkan River Plate 3-0. Messi mencetak 1 gol dan Suarez 2 gol.
4. Real Madrid 2017 (gagal di Copa del Rey)
Era Zinedine Zidane di Real Madrid adalah yang paling gemilang. Bukan hanya menyabet trofi Liga Champions beruntun, Zizou juga hampir membawa Los Blancos menyamai torehan 6 gelar Barcelona dalam satu tahun kalender 2017.
Namun, beda dengan Inter Milan, Barcelona, atau Bayern Muenchen, 5 gelar Madrid tidak diawali treble winners pada 2016/2017. Pada musim tresebut, para penghuni Santiago Bernabeu hanya sanggup menghasilkan gelar La Liga dan Liga Champions. Madrid kandas di perempat final Copa del Rey dari Celta Vigo.
Gagal di ajang domestik tidak membuat Madrid loyo di panggung internasional. Memasuki 2017/2018, mereka mengawalinya dengan gemilang. Barcelona dikalahkan di Supercopa de Espana. Skora agregatnya 5-1 (3-1, 2-0).
Setelah itu, Madrid tampil di Piala Super Eropa. Mereka mengalahkan Manchester United 2-1. Los Blancos menutup 2017 dengan kegembiraan di Piala Dunia Antarklub. Menghadapi Gremio Porto Alegre di Abu Dhabi, Los Blancos unggul 1-0 lewat Cristiano Ronaldo.