Setelah mengamati statistik dan fakta-fakta kunci, Carlo Ancelotti menyebut Calvert-Lewin sebagai titisan Filippo Inzaghi.
Dominic Calvert-Lewin sedang menjadi buah bibir di sepakbola Inggris. Bermain untuk Everton, striker bernomor punggung 9 tersebut sudah menciptakan 8 gol dari 5 laga di semua ajang musim ini.
Bersama The Toffees, Calvert-Lewin bermain 3 kali di Liga Premier. Hasilnya, 5 gol di koleksi dan 9 poin disumbangkan. Untuk sementara dia tercatat sebagai pencetak gol terbanyak kompetisi elite Inggris itu bersama Jamie Vardy. Keduanya unggul 1 gol dari Son Heung-min, yang mencetak quattrick ke jala Southampton.
Calvert-Lewin semakin bersinar karena tajam di ajang lain. Ketika 2 kali membala The Toffees pada Piala Liga, dia mampu memproduksi 3 gol. Artinya, pemilik nama lengkap Dominic Nathaniel Calvert-Lewin itu menjadi manusia paling tajam di Goodison Park. Dia mengungguli Richarlison dengan 4 gol, serta Moise Kean dan Michael Keane dengan 2 gol.
Koleksi gol Calvert-Lewin diyakini akan terus bertambah. Pasalnya, perjalanan musim ini masih sangat panjang. Selain itu, keberadaan para pemain tengah hebat seperti James Rodriguez, Andre Gomes, hingga Allan membuat Calvert-Lewin hanya perlu memikirkan sektor penyerangan.
Berikut ini 5 fakta menarik terkait pesepakbola berpostur 187 cm tersebut:
1. Suporter Sheffield United sejak kanak-kanak
Lahir di Sheffield, 16 Maret 1997 menjadikan Calvert-Lewin menggemari Sheffield United sejak bayi. Calvert-Lewin lalu bergabung dengan akademi The Blades pada 28 April 2005. Lalu, ketika berusia 16 tahun, dia mendapatkan beasiswa penuh. Satu tahun berselang, Calvert-Lewin menjalani debut di tim utama Sheffield.
Saat di Akademi Sheffield dan baru berusia 15 tahun, Calvert-Lewin bertemu David Unsworth. Dia adalah mantan pemain Everton yang sempat menjadi salah satu anggota staf pelatih di skuad junior The Blades. Unsworth kemudian kembali ke Everton untuk menjadi asisten Alan Stubbs di tim U-21 sejak 2013. Dia juga sempat menjadi caretaker The Toffees sebelum Carlo Ancelotti datang.
Unsworth menjadi orang yang paling berjasa mengajak Calvert-Lewin ke Goodison Park pada 2016. Dengan berat hati dia harus meninggalkan klub favoritnya. Untuk mendapatkan tanda tangan Calvert-Lewin menajeman The Toffees hanya perlu membayar 1,5 juta pounds.
"Saya mengenal Dominic sejak dia berusia 15 tahun. Saat itu kami memberinya beasiswa tepat sebelum Natal. Itu menjadi kebanggaan bagi dirinya dan keluarganya. Sejak awal, saya yakin dia akan menjadi pemain hebat di masa depan," ujar Unsworth di situs resmi Everton.
2. Pahlawan Inggris di final Piala Dunia U-20 2017
Kegemilangan Calvert-Lewin sudah terlihat sejak junior. Salah satu yang berkesan dan tim bisa dihapus adalah peran vitalnya di Piala Dunia U-20 2017. Pada kompetisi di Korea Selatan tersebut, The Young Lions menjadi juara setelah mengalahkan Venezuela 1-0 di laga puncak. Itu gelar pertama Inggris di ajang internasional setelah Piala Dunia 1966.
Hebatnya, gol semata wayang Inggris dihasilkan Calvert-Lewin. Gol kemenangan dia cetak pada menit 35. Itu menjadi gol kedua Calvert-Lewin di kompetisi junior tersebut setelah gol perdana lahir saat bertemu Argentina. Gol ke gawang Venezuela menempatkan Calvert-Lewin sebagai orang Inggris ketiga yang mencetak gol di final Piala Dunia setelah Geoff Hurst dan Martin Peters.
3. Gaya mainnya disamakan dengan Filippo Inzaghi
Setelah mengamati permainan Calvert-Lewin dalam sejak pertengahan musim lalu, Carlo Ancelotti menarik kesimpulan mengejutkan. Pelatih berkebangsaan Italia itu melihat gaya main dan karakter Calvert-Lewin di kotak penalti lawan-lawan The Toffees mirip Filippo Inzaghi.
Pernyataan Ancelotti didasarkan pada fakta statistik. Calvert-Lewin menjadi pemain starter non kiper yang mencatatkan sentuhan paling minim. Tujuh dari 8 gol Calvert-Lewin sejauh ini juga berasal dari satu sentuhan dan semuanya tercipta dari dalam kotak penalti. Tipe penyerang seperti itu dikenal dengan istilah "fox in the box".
Penyerang dengan gaya oportunis seperti Calvert-Lewin sebenarnya sudah sangat jarang dijumpai di sepakbola modern. Pasalnya, taktik sepakbola saat ini menuntut penyerang bisa menguasai bola dan lebih lincah dalam bergerak ke segala lini lapangan. Di masa lalu, pemain ikonik dengan kemampuan seperti Calvert-Lewin ada dalam diri Inzaghi.
"Saya (pernah) memiliki striker fantastis seperti Pippo Dia mencetak 300 gol dan 210 diantaranya dengan satu sentuhan. Striker harus fokus di dalam kotak penalti. Saya rasa Calvert-Lewin sangat memahami hal itu karena di dalam kotak dia memiliki kecepatan. Dia melompat sangat tinggi. Dia memiliki kekuatan. Di situ dia lebih berkembang," ungkap Ancelotti, dilansir One Football.
4. Pemain Everton pertama yang cetak 2 hattrick dalam 1 bulan sejak 1931
Mengawali musim baru pada 13 September 2020, Calvert-Lewin langsung mencetak gol lewat tandukan yang membawa Everton mengalahkan Tottenham 1-0. Pada laga berikutnya, Calvert-Lewin mencetak hattrick yang membantu The Toffees mengalahkan West Bromwich Albion 5-2. Selanjutnya, gol dia hasilkan lagi saat mengalahkan Crystal Palace 2-1.
Hebatnya, kegemilangan Calvert-Lewin bukan hanya di Liga Premier. Pada 30 September 2020, dia ,mencetak hattrick untuk membawa Everton mengalahkan West Ham United 4-1 di Piala Liga. Calvert-Lewin tercatat dalam buku sejarah Everton sebagai pemain pertama yang memproduksi trigol dalam rentang waktu 1 bulan sejak William Dean pada 1931.
Jika beruntung, Calvert-Lewin bisa menyamai beberapa rekor hattrick Everton. Sebut saja 3 hattrick Gary Lineker, Joe Royle, Alan Ball, dan Romelu Lukaku. Ada lagi 4 hattrick Graeme Sharp dan 5 hattrick Bob Latchford. Untuk rekor pemain The Toffees yang paling banyak hattrick masih menjadi milik Dean dengan 37 kali.
5. Putus cinta dengan model pakaian dalam, Meg Taylor-Lilley
Pada musim panas 2018, Meg Taylor-Lilley mengumumkan hubungan percintaannya dengan Calvert-Lewin telah berakhir. Alasan yang diungkap cukup unik dan menggelikan. Model pakaian dalam itu ingin mengikuti reality show bertema percintaan di salah satu stasiun televisi Inggris, ITV2.
The Sun menulis Meg menyukai gaya hidup WAG layaknya Victoria Adams atau Coleen Mcloughlin yang gemerlap. Masalahnya, pada 2017/2018, Calvert-Lewin bukanlah pemain yang populer layaknya David Becham atau Waye Rooney.
Merasa akan hidup susah jika terus bersama Calvert-Lewin, Meg memutuskan mengakhiri hubungan. Dia ingin mengejar mimpi yang lebih tinggi dengan mengikuti reality show di televisi. Pasalnya, popularitas dan kontrak menggiurkan membuat Meg rela mencampakkan Calvert-Lewin.
Bersama The Toffees, Calvert-Lewin bermain 3 kali di Liga Premier. Hasilnya, 5 gol di koleksi dan 9 poin disumbangkan. Untuk sementara dia tercatat sebagai pencetak gol terbanyak kompetisi elite Inggris itu bersama Jamie Vardy. Keduanya unggul 1 gol dari Son Heung-min, yang mencetak quattrick ke jala Southampton.
BACA BERITA LAINNYA
Momen Pemain Arsenal Tertawai Kiper Liverpool Usai Berhasil Bobol Gawangnya
Momen Pemain Arsenal Tertawai Kiper Liverpool Usai Berhasil Bobol Gawangnya
Lahir di Sheffield, 16 Maret 1997 menjadikan Calvert-Lewin menggemari Sheffield United sejak bayi. Calvert-Lewin lalu bergabung dengan akademi The Blades pada 28 April 2005. Lalu, ketika berusia 16 tahun, dia mendapatkan beasiswa penuh. Satu tahun berselang, Calvert-Lewin menjalani debut di tim utama Sheffield.
BACA FEATURE LAINNYA
Kisah Tragis Gianluigi Lentini, Pemain Termahal Dunia Meredup karena Kecelakaan
Kisah Tragis Gianluigi Lentini, Pemain Termahal Dunia Meredup karena Kecelakaan
Unsworth menjadi orang yang paling berjasa mengajak Calvert-Lewin ke Goodison Park pada 2016. Dengan berat hati dia harus meninggalkan klub favoritnya. Untuk mendapatkan tanda tangan Calvert-Lewin menajeman The Toffees hanya perlu membayar 1,5 juta pounds.
2. Pahlawan Inggris di final Piala Dunia U-20 2017
Kegemilangan Calvert-Lewin sudah terlihat sejak junior. Salah satu yang berkesan dan tim bisa dihapus adalah peran vitalnya di Piala Dunia U-20 2017. Pada kompetisi di Korea Selatan tersebut, The Young Lions menjadi juara setelah mengalahkan Venezuela 1-0 di laga puncak. Itu gelar pertama Inggris di ajang internasional setelah Piala Dunia 1966.
Hebatnya, gol semata wayang Inggris dihasilkan Calvert-Lewin. Gol kemenangan dia cetak pada menit 35. Itu menjadi gol kedua Calvert-Lewin di kompetisi junior tersebut setelah gol perdana lahir saat bertemu Argentina. Gol ke gawang Venezuela menempatkan Calvert-Lewin sebagai orang Inggris ketiga yang mencetak gol di final Piala Dunia setelah Geoff Hurst dan Martin Peters.
3. Gaya mainnya disamakan dengan Filippo Inzaghi
Setelah mengamati permainan Calvert-Lewin dalam sejak pertengahan musim lalu, Carlo Ancelotti menarik kesimpulan mengejutkan. Pelatih berkebangsaan Italia itu melihat gaya main dan karakter Calvert-Lewin di kotak penalti lawan-lawan The Toffees mirip Filippo Inzaghi.
Pernyataan Ancelotti didasarkan pada fakta statistik. Calvert-Lewin menjadi pemain starter non kiper yang mencatatkan sentuhan paling minim. Tujuh dari 8 gol Calvert-Lewin sejauh ini juga berasal dari satu sentuhan dan semuanya tercipta dari dalam kotak penalti. Tipe penyerang seperti itu dikenal dengan istilah "fox in the box".
Penyerang dengan gaya oportunis seperti Calvert-Lewin sebenarnya sudah sangat jarang dijumpai di sepakbola modern. Pasalnya, taktik sepakbola saat ini menuntut penyerang bisa menguasai bola dan lebih lincah dalam bergerak ke segala lini lapangan. Di masa lalu, pemain ikonik dengan kemampuan seperti Calvert-Lewin ada dalam diri Inzaghi.
"Saya (pernah) memiliki striker fantastis seperti Pippo Dia mencetak 300 gol dan 210 diantaranya dengan satu sentuhan. Striker harus fokus di dalam kotak penalti. Saya rasa Calvert-Lewin sangat memahami hal itu karena di dalam kotak dia memiliki kecepatan. Dia melompat sangat tinggi. Dia memiliki kekuatan. Di situ dia lebih berkembang," ungkap Ancelotti, dilansir One Football.
4. Pemain Everton pertama yang cetak 2 hattrick dalam 1 bulan sejak 1931
Mengawali musim baru pada 13 September 2020, Calvert-Lewin langsung mencetak gol lewat tandukan yang membawa Everton mengalahkan Tottenham 1-0. Pada laga berikutnya, Calvert-Lewin mencetak hattrick yang membantu The Toffees mengalahkan West Bromwich Albion 5-2. Selanjutnya, gol dia hasilkan lagi saat mengalahkan Crystal Palace 2-1.
Hebatnya, kegemilangan Calvert-Lewin bukan hanya di Liga Premier. Pada 30 September 2020, dia ,mencetak hattrick untuk membawa Everton mengalahkan West Ham United 4-1 di Piala Liga. Calvert-Lewin tercatat dalam buku sejarah Everton sebagai pemain pertama yang memproduksi trigol dalam rentang waktu 1 bulan sejak William Dean pada 1931.
Jika beruntung, Calvert-Lewin bisa menyamai beberapa rekor hattrick Everton. Sebut saja 3 hattrick Gary Lineker, Joe Royle, Alan Ball, dan Romelu Lukaku. Ada lagi 4 hattrick Graeme Sharp dan 5 hattrick Bob Latchford. Untuk rekor pemain The Toffees yang paling banyak hattrick masih menjadi milik Dean dengan 37 kali.
5. Putus cinta dengan model pakaian dalam, Meg Taylor-Lilley
Pada musim panas 2018, Meg Taylor-Lilley mengumumkan hubungan percintaannya dengan Calvert-Lewin telah berakhir. Alasan yang diungkap cukup unik dan menggelikan. Model pakaian dalam itu ingin mengikuti reality show bertema percintaan di salah satu stasiun televisi Inggris, ITV2.
The Sun menulis Meg menyukai gaya hidup WAG layaknya Victoria Adams atau Coleen Mcloughlin yang gemerlap. Masalahnya, pada 2017/2018, Calvert-Lewin bukanlah pemain yang populer layaknya David Becham atau Waye Rooney.
Merasa akan hidup susah jika terus bersama Calvert-Lewin, Meg memutuskan mengakhiri hubungan. Dia ingin mengejar mimpi yang lebih tinggi dengan mengikuti reality show di televisi. Pasalnya, popularitas dan kontrak menggiurkan membuat Meg rela mencampakkan Calvert-Lewin.