Yang semakin membikin langka, peristiwa ini terjadi di turnamen besar, bukan sekadar ujicoba. Seperti timnas Kroasia tanpa akhiran huruf C.
Sulit membayangkan tim nasional atau klub-klub sepakbola Belanda bermain tanpa seseorang bernama "Van". Pasalnya, Van adalah atribut yang sangat identik dengan Negeri Kincir Angin. Banyak pemain Belanda yang memiliki atribut Van di antara nama depan dan belakang.
Namun, tahukah anda bahwa ada 3 momen langka di turnamen akbar ketika De Oranje menampilkan starting line-up tanpa satu pun Van?
Formasi bersejarah tersebut terjadi pada pertandingan terakhir Grup D Piala Eropa 2000, yaitu kontra Prancis di Johan Cruyff Arena, Amsterdam, 21 Juni 2000. Ada lagi di Piala Dunia 2014 versus Chile dan di Piala Dunia 1994 ketika menghadapi Belgia di Amerika Serikat.
Berikut ini pertandingan-pertandingan unik tersebut:
1. Piala Dunia 1994
Pada 25 Juni 1994, Belanda menghadapi Belgia di Citrus Bowl, Orlando. Dilatih Dick Advocaat, De Oranje menampilkan skema 3-6-1. Di bawah mistar ada Ed de Goey, yang disusul Stan Valckx, Ronald Koeman, dan Frank de Boer sebagai bek. Untuk gelandang terdapat Frank Rijkaard, Wim Jonk, Jan Wouters, Gaston Taument, Ronald de Boer, dan Bryan Roy. Sementara Dennis Bergkamp sebagai striker. Penggantinya, Rob Witschge dan Marc Overmars.
Sayang, keberuntungan menjauhi Belanda. Mereka harus menelan pil pahit kekalahan 0-1 lewat gol Philippe Albert di menit 65, meski mendominasi jalannya pertandingan.
Pada masa itu, Belanda bukannya tidak memiliki pemain dengan nama Van. Hanya saja, Van yang dibawa ke AS masih berstatus pemain muda, yaitu Edwin van der Sar dan Ulrich van Gobbel, yang sama-sama berusia 23 tahun. Sementara Peter van Vossen berstatus penyerang pelapis.
Setelah itu, formasi tanpa Van juga sempat dijumpai pada 29 Mei 1996 di Willem II Stadion, Tilburg. Bedanya, itu hanyalah pertandingan uji coba internasional melawan China. Belanda menang 2-0 melalui sepakan Aron Winter dan penalti Johan de Kock.
2. Euro 2000
Pada turnamen di Belanda-Belgia itu, De Oranje ditukangi Frank Rijkaard. Dari 22 pemain yang didaftarkan ke UEFA, hanya ada 4 orang dengan nama Van yang melekat. Mereka adalah Edwin van der Sar, Giovanni van Bronckhorst, Peter van Vossen, dan Pierre van Hooijdonk.
Biasanya, Van der Sar dan Van Bronckhorst masuk starting line-up. Sementara Van Hooijdonk menyusul di pertengahan babak II. Tapi, saat melawan Les Bleus, Rijkaard benar-benar mengubah pakem De Oranje.
Menggantikan Van der Sar yang diistirahatkan agar fit menjalani perempat final, Rijkaard menurunkan Sander Westerveld sebagai kiper. Di depan Westerveld ada Jaap Stam, Frank de Boer, Paul Bosvelt, dan Arthur Numan. Untuk di lini tengah terdapat Philip Cocu, Edgar Davids, Marc Overmars, dan Boudewijn Zenden. Terakhir, duet Patrick Kluivert dan Dennis Bergkamp ada di lini depan.
Pemain dengan nama Van baru dimasukkan pada menit 90, yaitu Van Vossen. Sebelum sang striker masuk, Belanda bermain 89 menit tanpa Van. Pasalnya, dua pemain pengganti lain tidak memiliki nama Van. Mereka adala Roy Makaay pada menit 60 dan Aaron Winter (78).
Entah kebetulan atau tidak, formasi tanpa Van tetap setangguh line-up dengan Van. Belanda tampil sangat bagus dengan mengalahkan Les Bleus 3-2. Gol-gol De Oranje dicetak Kluivert, De Boer, dan Zenden. Sementara balasan Prancis diciptakan Christophe Dugarry dan David Trezeguet.
Meski sukses mengalahkan Prancis, peruntungan Belanda di Euro tidak bagus. Mereka lolos sebagai juara Grup D dengan 9 poin dari 3 pertandingan. Belanda membiarkan Prancis sebagai runner-up disusul Republik Ceko dan Denmark. Tapi, ketika memasuki fase knock-out, Belanda bermain jelek.
Di perempat final, De Oranje berjumpa Yugoslavia. Menghadapi tim yang sedang galau karena negaranya terancam bubar akibat perang saudara, Belanda menang 6-1. Kluivert menciptakan hattrick dan Overmars 2 gol. Satu gol lain hasil bunuh diri Dejan Govedarica.
Lolos ke semifinal, Belanda ditantang Italia. Bermaterikan Alessandro del Piero, Francesco Totti, Filippo Inzaghi, Fabio Cannavaro, Alessandro Nesta, hingga Paolo Maldini, skornya imbang 0-0 selama 120 menit. Saat adu penalti digelar, De Oranje tudak beruntung. Tiga eksekutor mereka gagal. Italia akhirnya menang adu penalti 3-1 untuk menantang Prancis di final.
Pada akhirnya, generasi emas Prancis berhasil mengandaskan mimpi Italia 2-1 di partai pamungkas lewat golden goal Trezeguet. Italia sempat memimpin 1-0 hingga injury time sebelum Sylvain Wiltord menyamakan kedudukan di menit 93!
Setelah Euro, Rijkaard dipaksa berhenti. Posisi yang kosong ditempati Louis van Gaal. Tapi, dia digantikan Dick Advocaat setelah De Oranje gagal lolos ke Piala Dunia 2002. Setelah itu, Marco van Basten menjadi pelatih dilanjutkan Bert van Marwijk. Sempat kembali ke Van Gaal, Belanda kemudian mempercayai Danny Blind, Fred Grim, Ronald Koeman, dan Frank de Boer.
Sebaliknya, setelah diberhentikan KNVB, Rijkaard singgap di Sparta Rotterdam sebelum dipercaya melatih Barcelona. Di Camp Nou, mantan pemain AC Milan itu mendapatkan status sebagai pelatih elite Eropa.
Bermaterikan Ronaldinho, Samuel Eto'o, Deco, Ludovic Giuly, Mark van Bommel, Carles Puyol, Rafael Marquez, Victor Valdes, hingga Van Bronckhorst, Barcelona menjuarai Liga Champions 2005/2006. Rijkaard juga menyumbangkan gelar juara La Liga (2004/2005, 2005/2006) dan Supercopa de Espana (2005, 2006).
3. Piala Dunia 2014
Formasi tanpa Van kembali diulang Van Gaal di Piala Dunia 2014. Pada pertandingan terakhir Grup B kontra Chile di Sao Paulo, 23 Juni 2014, 100% pemain yang tanpil tanpa Van. Mereka adalah Jasper Cillessen sebagai kiper. Lalu, Daryl Janmaat, Ron Vlaar, Stefan de Vrij, dan Daley Blind di belakang. Georginio Wijnaldum, Nigel de Jong, Dirk Kuyt, Wesley Sneijder, dan Arjen Robben di tengah, serta Jeremain Lens sebagai striker. Cadangnya, Memphis Depay, Leroy Fer, serta Terence Kongolo.
Formasi seperti itu dimunculkan karena Robin van Persie sebagai satu-satunya Van di daftar pemain Belanda yang diserahkan ke FIFA sedang cedera. Van Persie bermasalah saat menjalani pertandingan sebelumnya kontra Australia.
Menariknya, apa yang dikerjakan Van Gaal pada 2014 seperti deja vu Rijkaraad pada 2000. Selain formasi tanpa Van dilakukan di laga terakhir, Belanda juga terhenti di semifinal. Bedanya, pada 2014, mereka dikalahkan Argentina. De Oranje sedikit bernapas lega setelah menempati posisi 3 lewat kemenangan 3-0 atas Brasil.
Namun, tahukah anda bahwa ada 3 momen langka di turnamen akbar ketika De Oranje menampilkan starting line-up tanpa satu pun Van?
BACA FEATURE LAINNYA
10 Pahlawan Liga Premier yang Terlupakan
10 Pahlawan Liga Premier yang Terlupakan
Pada 25 Juni 1994, Belanda menghadapi Belgia di Citrus Bowl, Orlando. Dilatih Dick Advocaat, De Oranje menampilkan skema 3-6-1. Di bawah mistar ada Ed de Goey, yang disusul Stan Valckx, Ronald Koeman, dan Frank de Boer sebagai bek. Untuk gelandang terdapat Frank Rijkaard, Wim Jonk, Jan Wouters, Gaston Taument, Ronald de Boer, dan Bryan Roy. Sementara Dennis Bergkamp sebagai striker. Penggantinya, Rob Witschge dan Marc Overmars.
Pada masa itu, Belanda bukannya tidak memiliki pemain dengan nama Van. Hanya saja, Van yang dibawa ke AS masih berstatus pemain muda, yaitu Edwin van der Sar dan Ulrich van Gobbel, yang sama-sama berusia 23 tahun. Sementara Peter van Vossen berstatus penyerang pelapis.
BACA FEATURE LAINNYA
Line Up XI Pemain Muda Terbaik Liga Premier, Ada Lamptey dan Fabio Silva
Line Up XI Pemain Muda Terbaik Liga Premier, Ada Lamptey dan Fabio Silva
2. Euro 2000
Pada turnamen di Belanda-Belgia itu, De Oranje ditukangi Frank Rijkaard. Dari 22 pemain yang didaftarkan ke UEFA, hanya ada 4 orang dengan nama Van yang melekat. Mereka adalah Edwin van der Sar, Giovanni van Bronckhorst, Peter van Vossen, dan Pierre van Hooijdonk.
Menggantikan Van der Sar yang diistirahatkan agar fit menjalani perempat final, Rijkaard menurunkan Sander Westerveld sebagai kiper. Di depan Westerveld ada Jaap Stam, Frank de Boer, Paul Bosvelt, dan Arthur Numan. Untuk di lini tengah terdapat Philip Cocu, Edgar Davids, Marc Overmars, dan Boudewijn Zenden. Terakhir, duet Patrick Kluivert dan Dennis Bergkamp ada di lini depan.
Entah kebetulan atau tidak, formasi tanpa Van tetap setangguh line-up dengan Van. Belanda tampil sangat bagus dengan mengalahkan Les Bleus 3-2. Gol-gol De Oranje dicetak Kluivert, De Boer, dan Zenden. Sementara balasan Prancis diciptakan Christophe Dugarry dan David Trezeguet.
Meski sukses mengalahkan Prancis, peruntungan Belanda di Euro tidak bagus. Mereka lolos sebagai juara Grup D dengan 9 poin dari 3 pertandingan. Belanda membiarkan Prancis sebagai runner-up disusul Republik Ceko dan Denmark. Tapi, ketika memasuki fase knock-out, Belanda bermain jelek.
Di perempat final, De Oranje berjumpa Yugoslavia. Menghadapi tim yang sedang galau karena negaranya terancam bubar akibat perang saudara, Belanda menang 6-1. Kluivert menciptakan hattrick dan Overmars 2 gol. Satu gol lain hasil bunuh diri Dejan Govedarica.
Lolos ke semifinal, Belanda ditantang Italia. Bermaterikan Alessandro del Piero, Francesco Totti, Filippo Inzaghi, Fabio Cannavaro, Alessandro Nesta, hingga Paolo Maldini, skornya imbang 0-0 selama 120 menit. Saat adu penalti digelar, De Oranje tudak beruntung. Tiga eksekutor mereka gagal. Italia akhirnya menang adu penalti 3-1 untuk menantang Prancis di final.
Pada akhirnya, generasi emas Prancis berhasil mengandaskan mimpi Italia 2-1 di partai pamungkas lewat golden goal Trezeguet. Italia sempat memimpin 1-0 hingga injury time sebelum Sylvain Wiltord menyamakan kedudukan di menit 93!
Setelah Euro, Rijkaard dipaksa berhenti. Posisi yang kosong ditempati Louis van Gaal. Tapi, dia digantikan Dick Advocaat setelah De Oranje gagal lolos ke Piala Dunia 2002. Setelah itu, Marco van Basten menjadi pelatih dilanjutkan Bert van Marwijk. Sempat kembali ke Van Gaal, Belanda kemudian mempercayai Danny Blind, Fred Grim, Ronald Koeman, dan Frank de Boer.
Sebaliknya, setelah diberhentikan KNVB, Rijkaard singgap di Sparta Rotterdam sebelum dipercaya melatih Barcelona. Di Camp Nou, mantan pemain AC Milan itu mendapatkan status sebagai pelatih elite Eropa.
Bermaterikan Ronaldinho, Samuel Eto'o, Deco, Ludovic Giuly, Mark van Bommel, Carles Puyol, Rafael Marquez, Victor Valdes, hingga Van Bronckhorst, Barcelona menjuarai Liga Champions 2005/2006. Rijkaard juga menyumbangkan gelar juara La Liga (2004/2005, 2005/2006) dan Supercopa de Espana (2005, 2006).
3. Piala Dunia 2014
Formasi tanpa Van kembali diulang Van Gaal di Piala Dunia 2014. Pada pertandingan terakhir Grup B kontra Chile di Sao Paulo, 23 Juni 2014, 100% pemain yang tanpil tanpa Van. Mereka adalah Jasper Cillessen sebagai kiper. Lalu, Daryl Janmaat, Ron Vlaar, Stefan de Vrij, dan Daley Blind di belakang. Georginio Wijnaldum, Nigel de Jong, Dirk Kuyt, Wesley Sneijder, dan Arjen Robben di tengah, serta Jeremain Lens sebagai striker. Cadangnya, Memphis Depay, Leroy Fer, serta Terence Kongolo.
Formasi seperti itu dimunculkan karena Robin van Persie sebagai satu-satunya Van di daftar pemain Belanda yang diserahkan ke FIFA sedang cedera. Van Persie bermasalah saat menjalani pertandingan sebelumnya kontra Australia.
Menariknya, apa yang dikerjakan Van Gaal pada 2014 seperti deja vu Rijkaraad pada 2000. Selain formasi tanpa Van dilakukan di laga terakhir, Belanda juga terhenti di semifinal. Bedanya, pada 2014, mereka dikalahkan Argentina. De Oranje sedikit bernapas lega setelah menempati posisi 3 lewat kemenangan 3-0 atas Brasil.