Status pinjaman tidak membuat mereka terbebani. Ada yang malah mengalahkan tim yang sebenarnya memilikinya seperti kisah Morientes.
Setiap tim selalu butuh skuad yang komplit. Jika tidak bisa membeli, meminjam adalah jalan keluar terbaik yang pasti lebih irit.
Para pemain ini adalah sedikit dari banyak pemain pinjaman yang mampu memberikan banyak kontribusi untuk tim yang mereka bela dan jasa mereka masih dikenang hingga saat ini. Lalu siapa saja pemain tersebut? Berikut ulasannya;
1. Henrik Larsson - Helsingborgs ke Manchester United (2007)
Sebelum bergabung dengan Barcelona, pria Swedia itu telah menjadi salah satu pemain legenda untuk kesebelasan Celtic, dan pada tahun 2006, ia memainkan peran penting kala El Barca bertemu Arsenal di final Liga Champions. Meskipun ia tampil mengesankan di lima liga top Eropa, ia memilih untuk kembali ke tanah airnya, dan bergabung dengan Helsingborg.
Namun, belum bermain satu tahun, Larsson mendapatkan panggilan khusus dari Sir Alex Ferguson untuk bergabung dengan Setan Merah dan ia pun menyetujui hal tersebut. Larsson menghabiskan waktu lebih dari tiga bulan di Old Trafford, mencetak gol pada debutnya di pertandingan Piala FA melawan Aston Villa, dan meskipun bukan waktu yang panjang, ia menjadi sosok yang sangat populer di antara para penggemar, pemain, dan bahkan Ferguson pun memujinya,
“Dia luar biasa bagi kami, profesionalisme, sikapnya, semua yang dia lakukan sangat baik.”
2. Edgar Davids - Juventus ke Barcelona (2004)
Sudah melatih Barcelona sejak tahun 2003, Frank Rijkaard akhirnya mampu membawa tim Catalan meraih gelar Liga Champions ke-2 mereka, namun sama seperti pelatih pada umumnya, pria Belanda itu mengalami kesulitan di awal musim melatihnya dan ia berada di bawah tekanan para fans. Pada bulan Januari, dengan Barca mendekam di papan tengah, ia merekrut rekan senegaranya Edgar Davids dengan status pinjaman dari Juventus.
Kedatangan pemain Belanda itu tidak sia-sia, karena Davids mampu memberikan soliditas dan ketenangan di lini tengah yang pada waktu itu dianggap sebagai salah satu masalah Barca. Banyak yang percaya kontribusinya di lini tengah memungkinkan Barcelona untuk mendapatkan yang terbaik dari Ronaldinho, yang akan mengkatalisasi liga tim Catalan dan dominasi Eropa, dengan Pep Guardiola yang akhirnya diuntungkan dari fondasi yang sudah dibuat oleh pemain Samba tersebut. Tanpa Ronaldinho, tidak akan ada Liga Champions 2006. Dan, tanpa Davids, Ronaldinho mungkin tidak akan berkembang menjadi pemain hebat yang kita semua kenal sekarang.
3. Jimmy Glass - Swindon ke Carlisle (1999)
Jimmy Glass memang hanya memainkan total tiga pertandingan untuk Carlisle, tetapi kiper asal Inggris berhasil menciptakan salah satu cerita paling luar biasa dalam sejarah sepak bola Inggris.
Dengan Carlisle di tengah krisis penjaga gawang, ia dibawa dengan status pinjaman darurat untuk beberapa pertandingan terakhir. Pada pertandingan terakhir musim ini 1999/00 di Football League, Carlisle harus mengalahkan Plymouth untuk menghindari degradasi. Dengan skor 1-1 di detik-detik paling akhir permainan, Carlisle mendapatkan tendangan sudut, dengan Glass naik sebagai penyerang tambahan. Hal yang tidak terpikirkan terjadi, saat ia mencetak gol dengan memanfaatkan bola muntah untuk memberi Carlisile kemenangan 2-1, dan membuat mereka bertahan di Football League.
4. Christophe Dugarry - Bordeaux ke Birmingham (2003)
Pemenang Piala Dunia 1998 itu dibawa ke Midlands pada tahun 2003 dengan alasan yang sama seperti sebelumnya, yakni menyelamatkan Birmingham dari degradasi. Serangkaian lima golnya dalam empat pertandingan, termasuk dua dalam kemenangan kunci atas Southampton, melambungkan Blues ke peringkat 13, dan terhindar dari jurang degradasi.
Penampilan Dugarry yang impresif membuat pelatih Birmingham saat itu, Steve Bruce mempermanenkan statusnya, namun usai dipermanenkan, peforma yang ditunjukkan Dugarry justru mengalami penurunan karena ia hanya mencetak satu gol dalam 15 penampilan sebelum meninggalkan klub.
5. Fernando Morientes - Real Madrid ke Monaco (2003/04)
Dengan banyaknya pemain bintang berkumpul di Santiago Bernabeu, Morientes dianggap cukup membebani keuangan klub yang akhirnya di pinjamkan ke Monaco.
Setelah bergabung, penyerang Spanyol itu benar-benar tampil luar biasa di French Riviera, ia mencetak 22 gol dalam 44 penampilan. Sembilan dari gol ini tercipta di ajang Liga Champions saat ia membawa Monaco ke final sebagai pencetak gol terbanyak kompetisi.
Dalam perjalanan menuju final, ia bertemu dengan klub yang meminjamkannya, Real Madrid dua kali dalam dua leg di perempat final. Morientes sukses mencetak gol di kedua pertandingan kandang dan tandang untuk menumbangkan raksasa Spanyol dan di musim berikutnya, Morientes mendapatkan tempatnya kembali sebagai penyerang utama.
6. Alvaro Recoba - Inter ke Venezia (1999)
Sebelum bergabung dengan Venezia di tahun 1999, Recoba sudah menghabiskan dua musim bersama Inter Milan. Bisa dibilang peminjaman Recoba ke Venezia pada tahun 1999 adalah titik balik dari karirnya, dimana pada saat itu ia menjadi pemain penting Arancioneroverdi di Serie A dengan mencetak 11 gol yang brilian dalam 19 pertandingan untuk menyelamatkan mereka dari jurang degradasi.
Rekan setimnya di Venezia, Filippo Maniero, kemudian menguraikan beberapa kekurangan Recoba, dengan mengatakan bahwa pemain Uruguay itu "muak" dengan segala jenis pelatihan yang melibatkan lari atau latihan taktik. Meski demikian, Maniero mengaku sangat senang bisa menerima pemain jenius seperti Recoba.
7. Jurgen Klinsmann - Sampdoria ke Tottenham (1997/98)
Di musim 1997/98, The Lilywhites terlibat dalam pertempuran degradasi dan Jurgen Klinsmann adalah orang yang berjasa menyelamatkan mereka. Pria Jerman itu mencetak sembilan gol dalam 15 penampilan. Empat dari gol ini dicetak dalam satu pertandingan saat Spurs mengalahkan Wimbledon 6-2 pada pertandingan terakhir musim ini di Selhurst Park.
Klinsmann sebenarnya hanya menghabiskan satu setengah musim di White Hart Lane bersama Spurs, tetapi kontribusinya di kedua musim, terutama dalam membantu mereka menghindari degradasi, memperkuat statusnya sebagai legenda klub.
8. Thibaut Courtois - Chelsea ke Atletico Madrid (2011-2014)
Nama Thibaut Courtois mulai naik ketika ia menghabiskan masa peminjaman bersama Atletico Madrid dan sangat sukses di sana. Dengan Petr Cech yang masih menjadi No. 1 di Stamford Bridge, Courtois dipinjamkan ke Colchoneros untuk bergabung dengan revolusi sepak bola yang dilakukan Diego Simeone.
Selama 3 tahun di Spanyol, Courtois sukses meraih gelar La Liga, Copa del Rey, Liga Eropa hingga membawa Ateltico mencapai final Liga Champions musim 2013/14.
9. Carlos Tevez - West Ham ke Manchester United (2007-2009)
Hingga sekarang, tidak ada yang benar-benar paham bagaimana kesepakatan yang diberlakukan ketika Carlos Tevez bergabung dengan Manchester United selama dua tahun 'dengan status pinjaman' dari West Ham, yang pada akhirnya, pemain Argentina itu dipermanenkan oleh manajemen berkat serangkaian golnya.
Tevez mencetak gol di Old Trafford pada pertandingan terakhir musim sebelumnya saat West Ham menang 1-0, dan penampilannya membuat Sir Alex Ferguson semakin bersemangat untuk membawanya. Bersama Setan Merah, Tevez sukses besar, ia berhasil memenangkan dua Liga Premier dan Liga Champions, sekaligus menjadi idola baru di kalangan para fans Setan Merah.
Para pemain ini adalah sedikit dari banyak pemain pinjaman yang mampu memberikan banyak kontribusi untuk tim yang mereka bela dan jasa mereka masih dikenang hingga saat ini. Lalu siapa saja pemain tersebut? Berikut ulasannya;
BACA FEATURE LAINNYA
7 Besar Pemain Paling Banyak Bikin Gol pada 2020, Nomor 1 Bukan Lewandowski
7 Besar Pemain Paling Banyak Bikin Gol pada 2020, Nomor 1 Bukan Lewandowski
“Dia luar biasa bagi kami, profesionalisme, sikapnya, semua yang dia lakukan sangat baik.”
BACA FEATURE LAINNYA
Unik! Sama-sama Buruk, Koeman 2020/2021 Copy Paste Van Gaal 2002/2003
Unik! Sama-sama Buruk, Koeman 2020/2021 Copy Paste Van Gaal 2002/2003
Sudah melatih Barcelona sejak tahun 2003, Frank Rijkaard akhirnya mampu membawa tim Catalan meraih gelar Liga Champions ke-2 mereka, namun sama seperti pelatih pada umumnya, pria Belanda itu mengalami kesulitan di awal musim melatihnya dan ia berada di bawah tekanan para fans. Pada bulan Januari, dengan Barca mendekam di papan tengah, ia merekrut rekan senegaranya Edgar Davids dengan status pinjaman dari Juventus.
Kedatangan pemain Belanda itu tidak sia-sia, karena Davids mampu memberikan soliditas dan ketenangan di lini tengah yang pada waktu itu dianggap sebagai salah satu masalah Barca. Banyak yang percaya kontribusinya di lini tengah memungkinkan Barcelona untuk mendapatkan yang terbaik dari Ronaldinho, yang akan mengkatalisasi liga tim Catalan dan dominasi Eropa, dengan Pep Guardiola yang akhirnya diuntungkan dari fondasi yang sudah dibuat oleh pemain Samba tersebut. Tanpa Ronaldinho, tidak akan ada Liga Champions 2006. Dan, tanpa Davids, Ronaldinho mungkin tidak akan berkembang menjadi pemain hebat yang kita semua kenal sekarang.
Jimmy Glass memang hanya memainkan total tiga pertandingan untuk Carlisle, tetapi kiper asal Inggris berhasil menciptakan salah satu cerita paling luar biasa dalam sejarah sepak bola Inggris.
Dengan Carlisle di tengah krisis penjaga gawang, ia dibawa dengan status pinjaman darurat untuk beberapa pertandingan terakhir. Pada pertandingan terakhir musim ini 1999/00 di Football League, Carlisle harus mengalahkan Plymouth untuk menghindari degradasi. Dengan skor 1-1 di detik-detik paling akhir permainan, Carlisle mendapatkan tendangan sudut, dengan Glass naik sebagai penyerang tambahan. Hal yang tidak terpikirkan terjadi, saat ia mencetak gol dengan memanfaatkan bola muntah untuk memberi Carlisile kemenangan 2-1, dan membuat mereka bertahan di Football League.
Pemenang Piala Dunia 1998 itu dibawa ke Midlands pada tahun 2003 dengan alasan yang sama seperti sebelumnya, yakni menyelamatkan Birmingham dari degradasi. Serangkaian lima golnya dalam empat pertandingan, termasuk dua dalam kemenangan kunci atas Southampton, melambungkan Blues ke peringkat 13, dan terhindar dari jurang degradasi.
Penampilan Dugarry yang impresif membuat pelatih Birmingham saat itu, Steve Bruce mempermanenkan statusnya, namun usai dipermanenkan, peforma yang ditunjukkan Dugarry justru mengalami penurunan karena ia hanya mencetak satu gol dalam 15 penampilan sebelum meninggalkan klub.
5. Fernando Morientes - Real Madrid ke Monaco (2003/04)
Dengan banyaknya pemain bintang berkumpul di Santiago Bernabeu, Morientes dianggap cukup membebani keuangan klub yang akhirnya di pinjamkan ke Monaco.
Setelah bergabung, penyerang Spanyol itu benar-benar tampil luar biasa di French Riviera, ia mencetak 22 gol dalam 44 penampilan. Sembilan dari gol ini tercipta di ajang Liga Champions saat ia membawa Monaco ke final sebagai pencetak gol terbanyak kompetisi.
Dalam perjalanan menuju final, ia bertemu dengan klub yang meminjamkannya, Real Madrid dua kali dalam dua leg di perempat final. Morientes sukses mencetak gol di kedua pertandingan kandang dan tandang untuk menumbangkan raksasa Spanyol dan di musim berikutnya, Morientes mendapatkan tempatnya kembali sebagai penyerang utama.
6. Alvaro Recoba - Inter ke Venezia (1999)
Sebelum bergabung dengan Venezia di tahun 1999, Recoba sudah menghabiskan dua musim bersama Inter Milan. Bisa dibilang peminjaman Recoba ke Venezia pada tahun 1999 adalah titik balik dari karirnya, dimana pada saat itu ia menjadi pemain penting Arancioneroverdi di Serie A dengan mencetak 11 gol yang brilian dalam 19 pertandingan untuk menyelamatkan mereka dari jurang degradasi.
Rekan setimnya di Venezia, Filippo Maniero, kemudian menguraikan beberapa kekurangan Recoba, dengan mengatakan bahwa pemain Uruguay itu "muak" dengan segala jenis pelatihan yang melibatkan lari atau latihan taktik. Meski demikian, Maniero mengaku sangat senang bisa menerima pemain jenius seperti Recoba.
7. Jurgen Klinsmann - Sampdoria ke Tottenham (1997/98)
Di musim 1997/98, The Lilywhites terlibat dalam pertempuran degradasi dan Jurgen Klinsmann adalah orang yang berjasa menyelamatkan mereka. Pria Jerman itu mencetak sembilan gol dalam 15 penampilan. Empat dari gol ini dicetak dalam satu pertandingan saat Spurs mengalahkan Wimbledon 6-2 pada pertandingan terakhir musim ini di Selhurst Park.
Klinsmann sebenarnya hanya menghabiskan satu setengah musim di White Hart Lane bersama Spurs, tetapi kontribusinya di kedua musim, terutama dalam membantu mereka menghindari degradasi, memperkuat statusnya sebagai legenda klub.
8. Thibaut Courtois - Chelsea ke Atletico Madrid (2011-2014)
Nama Thibaut Courtois mulai naik ketika ia menghabiskan masa peminjaman bersama Atletico Madrid dan sangat sukses di sana. Dengan Petr Cech yang masih menjadi No. 1 di Stamford Bridge, Courtois dipinjamkan ke Colchoneros untuk bergabung dengan revolusi sepak bola yang dilakukan Diego Simeone.
Selama 3 tahun di Spanyol, Courtois sukses meraih gelar La Liga, Copa del Rey, Liga Eropa hingga membawa Ateltico mencapai final Liga Champions musim 2013/14.
9. Carlos Tevez - West Ham ke Manchester United (2007-2009)
Hingga sekarang, tidak ada yang benar-benar paham bagaimana kesepakatan yang diberlakukan ketika Carlos Tevez bergabung dengan Manchester United selama dua tahun 'dengan status pinjaman' dari West Ham, yang pada akhirnya, pemain Argentina itu dipermanenkan oleh manajemen berkat serangkaian golnya.
Tevez mencetak gol di Old Trafford pada pertandingan terakhir musim sebelumnya saat West Ham menang 1-0, dan penampilannya membuat Sir Alex Ferguson semakin bersemangat untuk membawanya. Bersama Setan Merah, Tevez sukses besar, ia berhasil memenangkan dua Liga Premier dan Liga Champions, sekaligus menjadi idola baru di kalangan para fans Setan Merah.