Setelah menanti 22 tahun, Real Madrid dan Inter Milan akan kembali berhadap-hadapan di Liga Champions. Bukan laga biasa.
Setelah menanti 22 tahun, Real Madrid dan Inter Milan akan kembali berhadap-hadapan di Liga Champions. Sebagai klub elite, keduanya punya reputasi yang tidak bisa dikesampingkan.
Sebelum 2020/2021, Los Blancos dan I Nerazzurri juga tergabung dalam grup yang sama pada Liga Champions 1998/1999. Saat itu, mereka bertemu pertama kali pada 16 September 1998 di kandang Sevilla karena Estadio Santiago Bernabeu sedang dihukum UEFA terkait kejadian musim sebelumnya. Hasilnya, Los Blancos menang 2-0 lewat Fernando Hierro dan Clarence Seedorf.
Saat pertandingan kedua berlangsung di Stadio Giuseppe Meazza, 25 November 1998, giliran Inter yang menang. Ivan Zamorano mencetak 1 gol dan 2 gol lainnya oleh Roberto Baggio. Madrid hanya mampu memperkecil lewat Seedorf. Skor akhir 3-1 untuk tuan rumah.
Pada akhirnya, Inter memuncaki klasemen akhir Grup C dan Madrid menjadi runner-up. Inter terhenti di perempat final dan Manchester United, sementara Madrid disingkirkan Dynamo Kiev. Pada akhirnya MU juara setelah mengalahkan Bayern Muenchen di Camp Nou.
Setelah menanti 22 tahun, Madrid dan Inter kembali bertemu di ajang yang sama. Saat pertandingan akan digelar di Estadio Alfredo di Stefano, Rabu (4/11/2020) dini hari WIB, Madrid dan Inter dalam posisi yang kurang bagus. Los Blancos terbenam di dasar klasemen Grup B dengan 1 poin, sementara Inter ada di posisi 3 dengan 2 poin.
Pada dua laga awal, Madrid dikalahkan Shakhtar Donetsk dan bermain imbang dengan Borussia Moenchengladbach. Sementara Inter ditahan imbang Gladbcah dan Sakhtar. Shakhtar secara mengejutkan memuncaki klasemen sementara dengan 4 poin diikuti Gladbach dengan 2 poin atau sama seperti Inter.
Selain ini 1998/1999, berikut ini 5 pertemuan klasik Madrid dan Inter di kompetisi Benua Biru:
1. Final Piala Champions 1963/1964
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Inter menjuarai Piala Eropa. Menghadapi klub yang juara 5 kali pada 1955/1956, 1956/1957, 1957/1958, 1958/1959, dan 1959/1960, Inter tampil dengan kekuatan penuh di Praterstadion Vienna, Austria, 27 Mei 1964. Dilatih Helenio Herrera, pria-pria hebat seperti Giacinto Facchetti, Armando Picchi, Sandro Mazzola, hingga Luis Suarez masuk starting line-up.
Untuk mengimbangi Inter, Madrid menampilkan the winning team, yang antara lain diisi Jose Santamaria, Amancio Amaro, Alfredo di Stefano, Ferenc Puskas, hingga Francisco Gento. Saat itu, Miguel Munoz menjadi orang yang bertanggung jawab mengatur strategi.
Hasilnya, Inter menang 3-1. Sandro Mazzola mencetak 2 gol dan Aurelio Milani 1 gol. Sedangkan satu-satunya gol Madrid disumbangkan Rafael Batista Fernandez alias Felo lewat laga menarik yang disaksikan 71.333 pasang mata.
2. Semifinal Piala Champions 1965/1966
Tidak butuh waktu lama bagi Madrid untuk membalas kekalahan final Piala Champions 1963/1964. Menyandang status juara 1963/1964 dan 1964/1965, Inter harus menghadapi Madrid di semifinal. Mereka dengan percaya diri mengincar trofi ketiga secara beruntun.
Pertandingan pertama digelar di kandang Madrid pada 13 April 1966 di depan 120.000 pasang mata. Inter tampil solid. Tapi, Madrid lebih beruntung. Ketika pertandingan baru berjalan 12 menit, Jose Martinez Sanchez alias Pirri menjebol jala I Nerazzurri. Skor 1-0 bertahan selama 90 menit.
Bermodal kekalahan 0-1, Inter ingin menuntut balas pada leg II di Stadio Giuseppe Meazza, satu pekan berselang. Inter langsung dikejutkan gol cepat Amancio pada menit 20. Berusaha membalas, gol penyama skor baru bisa dihasilkan I Nerazzurri pada menit 78 lewat Facchetti.
Di sisa waktu, Inter tidak bisa menambah gol. Skor akhir 1-1 dan Madrid lolos ke final dengan agregat 2-1. Di pertandingan puncak, Los Blancos kembali juara setelah menyingkirkan Partizan Belgrade 2-1 di Brussels, Belgia.
3. Perempat final Piala Winners 1982/1983
Pertemuan pertama Inter dan Madrid di luar Piala Champions terjadi pada 1982/1983 ketika bertemu di perempat final Piala Winners. Menyandang status juara Coppa Italia 1981/1982, I Nerazzurri menghadapi Los Blancos yang merupakan juara Copa del Rey 1981/1982.
Leg I digelar di kandang Inter. Skornya 1-1 setelah Gabriele Oriali dan Ricardo Gallego sama-sama mencetak gol. Lalu, saat leg II digelar di Spanyol, Madrid unggul 2-1. Dengan agregat 3-1, mereka melaju ke semifinal untuk mengalahkan Austria Vienna.
Sayang, pada pertandingan puncak, Los Blancos secara mengejutkan dipecundangi Aberdeen 1-2. Klub Skotlandia tersebut dilatih Sir Alex Ferguson. Di kemudian hari Ferguson sukses bersama Manchester United.
4. Semifinal Piala UEFA 1984/1985
Madrid sering beruntung dengan masuk final atau juara di kompetisi Eropa ketika bertemu Inter. Contoh lainnya hadir pada Piala UEFA 1984/1985. Sama-sama gagal menjuarai liga di masing-masing negara pada 1983/1984, mereka mengincar prestasi di Eropa.
Beda dengan era kini yang menggunakan sistem grup, kompetisi zama dulu memakai sistem gugur home and away. Dulu juga tidak ada tim unggulan yang didasarkan perhitungan poin koefisien UEFA. Akibatnya, setelah bertarung sejak Putaran I, Madrid dan Inter harus berjumpa di semifinal.
Pertandingan pertama berlangsung di kandang I Nerazzurri, 10 April 1985. Tuan rumah tampil garang dengan membombardir jala Madrid. Mereka langsung unggul cepat pada menit 25 lewat penalti William Brady. Inter menambah keunggulan menjadi 2-0 pada menit 57 lewat Alessandro Altobelli.
Pada pertemuan kedua di Negeri Matador, Madrid membalas dengan sempurna. Mereka langsung menggebrak di babak I lewat skor 2-0. Carlos Santillana memborong 2 gol. Di babak II, Madrid semakin agresif. Michel akhirnya menjadi pencetak gol kemenangan 3-0 Los Blancos atas I Nerazzurri. Madrid menang dan lolos ke final.
Pada pertandingan puncak, Madrid tidak terbendung. Melawan wakil Hungaria, Videoton, mereka unggul agregat 3-1 (3-0, 0-1). Mereka juara Piala UEFA untuk kali pertama sepanjang sejarah.
5. Semifinal Piala UEFA 1985/1986
Lagi-lagi, Madrid membutuhkan Inter untuk menjuarai kompetisi Eropa. Berstatus juara bertahan Piala UEFA, Los Blancos menantang I Nerazzurri lagi di semifinal. Pertandingan musim ini jauh lebih seru dibanding musim sebelumnya.
Pada leg I, Inter unggul 3-1. Tapi, drama yang sesungguhnya baru hadir pada pertandingan kedua di Estadio Santiago Bernabeu, 16 April 1986. Tanpa diduga, dalam waktu 90 menit, Madrid mampu menciptakan skor 3-1 atau sama dengan hasil di Stadio Giuseppe Meazza, 2 April 1986. Akibatnya, laga berlanjut ke extra time.
Keberuntungan Madrid datang di perpanjangan waktu. Carlos Santillana menjadi pahlawan Los Blancos lewat gol menit 93 dan 108. Madrid menang 5-1 atau 6-4 secara agregat untuk lolos ke final menantang FC Koln. Akhirnya, Madrid menang agregat 5-3 (5-1, 0-2) atas wakil Jerman tersebut. Itu menjadi dua gelar terakhir mereka di Piala UEFA.
Sebelum 2020/2021, Los Blancos dan I Nerazzurri juga tergabung dalam grup yang sama pada Liga Champions 1998/1999. Saat itu, mereka bertemu pertama kali pada 16 September 1998 di kandang Sevilla karena Estadio Santiago Bernabeu sedang dihukum UEFA terkait kejadian musim sebelumnya. Hasilnya, Los Blancos menang 2-0 lewat Fernando Hierro dan Clarence Seedorf.
BACA BERITA LAINNYA
Ketika Pelatih Barca Bilang Ke Messi: Jika Kamu Tak Suka, Itu Pintu Keluar
Ketika Pelatih Barca Bilang Ke Messi: Jika Kamu Tak Suka, Itu Pintu Keluar
Selain ini 1998/1999, berikut ini 5 pertemuan klasik Madrid dan Inter di kompetisi Benua Biru:
BACA FEATURE LAINNYA
7 Besar Pemain Paling Banyak Bikin Gol pada 2020, Nomor 1 Bukan Lewandowski
7 Besar Pemain Paling Banyak Bikin Gol pada 2020, Nomor 1 Bukan Lewandowski
1. Final Piala Champions 1963/1964
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Inter menjuarai Piala Eropa. Menghadapi klub yang juara 5 kali pada 1955/1956, 1956/1957, 1957/1958, 1958/1959, dan 1959/1960, Inter tampil dengan kekuatan penuh di Praterstadion Vienna, Austria, 27 Mei 1964. Dilatih Helenio Herrera, pria-pria hebat seperti Giacinto Facchetti, Armando Picchi, Sandro Mazzola, hingga Luis Suarez masuk starting line-up.
Untuk mengimbangi Inter, Madrid menampilkan the winning team, yang antara lain diisi Jose Santamaria, Amancio Amaro, Alfredo di Stefano, Ferenc Puskas, hingga Francisco Gento. Saat itu, Miguel Munoz menjadi orang yang bertanggung jawab mengatur strategi.
2. Semifinal Piala Champions 1965/1966
Tidak butuh waktu lama bagi Madrid untuk membalas kekalahan final Piala Champions 1963/1964. Menyandang status juara 1963/1964 dan 1964/1965, Inter harus menghadapi Madrid di semifinal. Mereka dengan percaya diri mengincar trofi ketiga secara beruntun.
Bermodal kekalahan 0-1, Inter ingin menuntut balas pada leg II di Stadio Giuseppe Meazza, satu pekan berselang. Inter langsung dikejutkan gol cepat Amancio pada menit 20. Berusaha membalas, gol penyama skor baru bisa dihasilkan I Nerazzurri pada menit 78 lewat Facchetti.
Di sisa waktu, Inter tidak bisa menambah gol. Skor akhir 1-1 dan Madrid lolos ke final dengan agregat 2-1. Di pertandingan puncak, Los Blancos kembali juara setelah menyingkirkan Partizan Belgrade 2-1 di Brussels, Belgia.
3. Perempat final Piala Winners 1982/1983
Pertemuan pertama Inter dan Madrid di luar Piala Champions terjadi pada 1982/1983 ketika bertemu di perempat final Piala Winners. Menyandang status juara Coppa Italia 1981/1982, I Nerazzurri menghadapi Los Blancos yang merupakan juara Copa del Rey 1981/1982.
Leg I digelar di kandang Inter. Skornya 1-1 setelah Gabriele Oriali dan Ricardo Gallego sama-sama mencetak gol. Lalu, saat leg II digelar di Spanyol, Madrid unggul 2-1. Dengan agregat 3-1, mereka melaju ke semifinal untuk mengalahkan Austria Vienna.
Sayang, pada pertandingan puncak, Los Blancos secara mengejutkan dipecundangi Aberdeen 1-2. Klub Skotlandia tersebut dilatih Sir Alex Ferguson. Di kemudian hari Ferguson sukses bersama Manchester United.
4. Semifinal Piala UEFA 1984/1985
Madrid sering beruntung dengan masuk final atau juara di kompetisi Eropa ketika bertemu Inter. Contoh lainnya hadir pada Piala UEFA 1984/1985. Sama-sama gagal menjuarai liga di masing-masing negara pada 1983/1984, mereka mengincar prestasi di Eropa.
Beda dengan era kini yang menggunakan sistem grup, kompetisi zama dulu memakai sistem gugur home and away. Dulu juga tidak ada tim unggulan yang didasarkan perhitungan poin koefisien UEFA. Akibatnya, setelah bertarung sejak Putaran I, Madrid dan Inter harus berjumpa di semifinal.
Pertandingan pertama berlangsung di kandang I Nerazzurri, 10 April 1985. Tuan rumah tampil garang dengan membombardir jala Madrid. Mereka langsung unggul cepat pada menit 25 lewat penalti William Brady. Inter menambah keunggulan menjadi 2-0 pada menit 57 lewat Alessandro Altobelli.
Pada pertemuan kedua di Negeri Matador, Madrid membalas dengan sempurna. Mereka langsung menggebrak di babak I lewat skor 2-0. Carlos Santillana memborong 2 gol. Di babak II, Madrid semakin agresif. Michel akhirnya menjadi pencetak gol kemenangan 3-0 Los Blancos atas I Nerazzurri. Madrid menang dan lolos ke final.
Pada pertandingan puncak, Madrid tidak terbendung. Melawan wakil Hungaria, Videoton, mereka unggul agregat 3-1 (3-0, 0-1). Mereka juara Piala UEFA untuk kali pertama sepanjang sejarah.
5. Semifinal Piala UEFA 1985/1986
Lagi-lagi, Madrid membutuhkan Inter untuk menjuarai kompetisi Eropa. Berstatus juara bertahan Piala UEFA, Los Blancos menantang I Nerazzurri lagi di semifinal. Pertandingan musim ini jauh lebih seru dibanding musim sebelumnya.
Pada leg I, Inter unggul 3-1. Tapi, drama yang sesungguhnya baru hadir pada pertandingan kedua di Estadio Santiago Bernabeu, 16 April 1986. Tanpa diduga, dalam waktu 90 menit, Madrid mampu menciptakan skor 3-1 atau sama dengan hasil di Stadio Giuseppe Meazza, 2 April 1986. Akibatnya, laga berlanjut ke extra time.
Keberuntungan Madrid datang di perpanjangan waktu. Carlos Santillana menjadi pahlawan Los Blancos lewat gol menit 93 dan 108. Madrid menang 5-1 atau 6-4 secara agregat untuk lolos ke final menantang FC Koln. Akhirnya, Madrid menang agregat 5-3 (5-1, 0-2) atas wakil Jerman tersebut. Itu menjadi dua gelar terakhir mereka di Piala UEFA.