Pasukan Garuda pernah menghajar The Azkals 12-0 dan 13-1. Tapi, jika mengacu pada parameter saat ini, sepakbola Indonesia semakin tertinggal.
Pada masa lalu, level sepakbola Filipina dua tingkat di belakang Indonesia. Pasukan Garuda pernah menghajar The Azkals 12-0 dan 13-1. Tapi, jika mengacu pada parameter saat ini, sepakbola Indonesia semakin tertinggal.
Dari peringkat FIFA, Indonesia ada di posisi 173 dengan 964 poin atau sama persis dengan Kamboja. Indonesia hanya unggul dari Laos (188), Brunei Darussalam (191), dan Timor Leste (197). Sementara Filipina di posisi 124 atau hanya kalah dari Vietnam di posisi 94 dan Thailand (113).
Dengan posisi yang bagus itulah wajar jika Filipina banyak mengekspor pemain ke luar negeri. Di Liga Thailand misalnya, Filipina punya 13 pemain di Thai League 1. Jumlah itu menjadi yang paling banyak diantara negara ASEAN lain. Malaysia punya 3 pemain. Myanmar dan Laos 2 pemain. Indonesia, Vietnam, serta Singapura 1 pemain.
Itu belum pemain-pemain yang berkompetisi di negara lain. Mereka juga punya 1 pemain di Malaysia, Inggris, Jerman, dan Gibraltar. Berbeda dengan para pesepakbola Indonesia yang menganggur, pemain-pemain Filipina tetap bertanding lantaran kompetisi di negara-negera tersebut masih berjalan.
Berikut ini 13 pemain Filipina yang merumput di kompetisi sepakbola kasta tertinggi Thailand musim 2020/2021:
1. Michael Falkesgaard (Bangkok United)
Lahir dari ayah Denmark dan ibu asal Filipina, Falkesgaard menjadi kiper utama timnas ketika Neil Etheridge tidak mendapatkan izin dari klubnya di Inggris. Sempat membela Brondby IF, OB, dan Midtjylland, Falkesgaard menjadi kiper pilihan utama Bangkok United sejak 2018.
Pernah membela Denmark U-18, U-19, dan U-20, Falkesgaard menjalani debut untuk tim senior Filipina pada 22 Maret 2018 saat menang 3-2 atas Fiji di uji coba internasional. Pada Piala AFF 2018, Falkesgaard menjadi kiper utama lantaran Etheridge tidak bisa bergabung karena bukan ajang resmi FIFA.
2. Kevin Ingreso (Buriram United)
Keturunan Jerman-Filipina, Ingreso lahir di Hamburg, 27 tahun lalu. Sempat bermain untuk tim junior St Pauli dan Hamburg SV, gelandang berpostur 178 cm kembali ke kampung halaman ayahnya pada 2015 untuk membela Ceres-Negros. Pada 19 Juni 2019, Buriram United menawari Ingreso kontrak kerja. Dia bertahan di skuad utama The Thunder hingga musim ini.
3. Patrick Deyto (Suphanburi)
Lahir dan besar di Manila, Deyto memilih jalur yang berbeda dengan anak-anak muda Filipina pada umumnya. Dia memilih sepakbola dibanding bola basket, meski memiliki postur 186 cm.
Memulai karier dari level SMA hingga Universitas, Deyto menjadi kiper Pachanga setelah lulus dari De La Salle University pada 2012. Kariernya terus meningkat dengan membela Green Archers United, Global Cebu, Davao Aguilas, hingga Stallion Laguna.
Tampil bersama timnas sejak U-23 pada SEA Games 2013, Deyto naik kelas menjadi kiper utama di Piala AFF 2014. Performa yang bagus membuat tawaran datang dari Suphanburi pada 2019. Hingga kini, Deyto masih bermain di klub itu sebagai penjaga gawang nomor 1.
4. Alvaro Silva (BG Pathum United)
Pemilik nama lengkap Alvaro Peralta Silva Linares itu lahir dan besar di Spanyol, tapi mendapatkan paspor Filipina pada 2014. Ayahnya memiliki keturunan Filipina sehingga Silva mendapatkan kesempatan membela The Azkals.
Sebagai orang Spanyol-Filipina, Silva dididik dalam tradisi sepakbola. Memulai dari Malaga B, dia sempat membela tim utama Malaga, Xerez, serta Cadiz sebelum memutuskan bermain di Asia. Sempat membela Al-Qadsia (Kuwait), Daejeon Citizen (Korea Selatan), Ha Noi FC (Vietnam), Kedah FA (Malaysia), dan Ceres-Negros (Filipina), Silva dikontrak BG Pathum United sejak musim lalu.
Sempat dipinjamkan ke Suphanburi, Silva kembali membela BG musim ini. Untuk sementara BG masih memuncaki klasemen Thai League 1 dengan 29 poin dari 11 pertandingan.
5. Carli de Murga (Chonburi)
Memiliki nama panjang Carlos Alberto Martinez de Murga Olaivar, pemain bertahan dengan postur 180 cm tersebut lahir dan besar di Spanyol dari keluarga asal Filipina. Menjadi bagian The Azkals sejak 2011, De Murga punya kisah unik. Dia menyadari memiliki darah Filipina setelah berteman dengan Angel Guirado di Facebook. Guirado adalah pemain Filipina yang memiliki darah Spanyol . De Murga menghubungi Guirado untuk bertanya syarat menjadi warga negara Filipina.
De Murga mendapatkan paspor Filipina pada 2011. Lulusan Cadiz itu pulang ke Filipina pada 2014 untuk membela Ceres-Negros. Pada awal musim 2020/2021, De Murga dikontrak Chonburi di Thai League 1.
6. Luke Woodland (Ratchaburi Mitr Phol)
Woodland lahir di Abu Dhabi dari ayah asal Inggris dan ibu Filipina. Saat itu, kedua orang tuanya bekerja di Uni Emirat Arab (UEA). Lalu, saat berusia 2 tahun, mereka kembali ke Inggris untuk menetap di Liverpool. Di usia 8 tahun, Woodland bergabung dengan Akademi Bolton Wanderers dan memperoleh besiswa penuh saat menginjak usia 15 tahun di dikontrak sebagai pemain profesional pada usia 17 tahun.
Di level junior, Woodland termasuk pemain yang bagus. Buktinya, dia mendapatkan kesempatan memperkuat The Young Lions di berbagai pertandingan. Dia membela Inggris U-16, U-17, hingga U-18.
Ketika karier di level senior kurang berkembang, Woodland memutuskan kembali ke kampunh halaman ibunya untuk membela Filipina pada 2015. Lalu, pada 2017, Woodland memperkuat Ceres-Negros sebelum dikontrak Buriram United pada 2018. Sempat dipinjamkan ke Suphanburi (2018) dan bermain di Kuala Lumpur FA (2019), Woodland kini membela Ratchaburi Mitr Phol.
7. Daisuke Sato (Muangthong United)
Lahir di Davao City, 20 September 1994, Sato memiliki ayah dari Jepang dan ibu asli Filipina. Oleh ayahnya, dia dikirim ke Akademi Urawa Red Diamonds sebelum menimba ilmu di Sendai University. Sempat bermain di Rumania bersama Politehnica Iasi dan Sepsi Sfantu Gheorghe, serta merumput untuk AC Horsens di Denmark, Sato bergabung dengan Muangthong United pada 2019 sebagai full back kiri.
8. Amani Aguinaldo (Trat FC)
Pemilik nama lengkap Amani Manuel Santos Aguinaldo adalah pemain asli Filipina. Aguinaldo mengawali karier dari level sekolah bersama Far Eastern University. Setelah lulus, bek berpostur 182 cm tersebut membela Loyola Meralco Sparks, Global FC, dan Ceres-Negros. Sempat dipinjamkan ke PKNP (Malaysia), Aguinaldo bermain untuk Trat FC sejak awal musim 2020/2021.
9. Justin Baas (Ratchaburi Mitr Phol)
Baru berusia 20 tahun, Baas lahir di Filipina dari ayah yang berasal dari Belanda. Ayah Baas membawa dirinya ke Belanda saat kanak-kanak untuk menimba ilmu sepakbola di Always Forward, Volendam, dan AZ Alkmaar. Sempat membela Jong AZ pada 2018-2010, Baas dikontrak Ratchaburi Mitr Phol pada pertengahan musim 2020/2021 atau setelah kompetisi terhenti akibat pandemi Covid-19.
Saat satu pernampilan Baas bisa dilihan di SEA Games 2019. Saat itu, dia mencetak gol saat Filipina melawan Myanmar di fase grup. Sayang, tidak ada dukungan pemain lain membuat bakat Baas tidak maksimal. Filipina gagal ke semifinal setelah kalah bersaing dengan Myanmar dan Kamboja.
10. Martin Steuble (Thai Port)
Lahir dan besar di Zurich, Steuble memiliki ayah dari Swiss dan ibu Filipina. Dibina di Akademi Grasshopper Zurich dan Neuchatel Xamax, Steuble memulai karier profesional di Liga Swiss. Selain Neuchatel dan Grasshopper, dia juga pernah membela Lausanne-Sport, Wohlen, dan FC Wil.
Dari Swiss, Steuble menjalani trial di MLS bersama Sporting Kansas City. Gagal mendapatkan kontrak, dia kembali ke kampung halaman ibunya untuk membela Ceres-Negros sekaligus mengurus dokumen peralihan warga negara dari Swiss dan Filipina.
Sejak 2013, Steuble sudah mendapatkan kesempatan 43 kali membela Filipina dengan memproduksi 3 gol. Salah satu gol Steuble labih ke gawang Indonesia pada Piala AFF 2014 di Hanai. Ketika itu, Filipina menghajar tim Garuda 4-0 dan Steuble mencetak gol ketiga.
Steuble lalu melanjutkan karier di Thailand dengan membela Thai Port FC sejak 2019. Kedatangannya pertama kali di Bangkok langsung berhasil membawa Port menjuarai Piala FA Thailand 2019.
11. Javier Patino (Ratchaburi Mitr Phol)
Javier Patino adalah salah satu produk rekrutmen terbuka Filipina di Eropa. Status Patino sebagai orang Spanyol-Filipina terpantau berkat masukan pemain keturunan lainnya, Juan Luis Guirado. Patino menjadi warga negara Filipina pada 2013 setelah mengajukan diri sejak 2012.
"Juani (Guirado) memberi tahu saya bahwa ini akan menjadi pengalaman yang bagus. Ibuku sangat emosional. Itu selalu menjadi harapannya agar kami terhubung kembali dengan keluarga dan kerabat yang sudah lama tidak kami lihat," ujar Patino saat itu, dilansir Fox Sports Asia.
Bermain sebagai striker, Patino sempat membela Cordoba dan Xerez sebelum dikontrak Buriram United pada 2013-2015. Sebentar membela Henan Jianye (China), dia kembali ke Buriram United pada 2018. Setelah dipinjamkan ke Ratchaburi Mitr Phol pada 2019, Patino mendapatkan kontrak permanen pada tahun ini.
12. Iain Ramsay (PT Prachuap FC)
Iain Ramsay adalah rekan Rudolof Yanto Basna di PT Prachuap FC musim ini. Ramsay memiliki ayah yang berasal dari Skotlandia dan ibu asli Filipina. Tapi, keduanya bertemu di Australia hingga menikah dan melahirkan Ramsay di Perth pada 27 Februari 1988.
Bergabung dengan The Azkals pada 2015, Ramsay punya karier panjang di sepakbola. Dia memulai dari Sydney FC sebelum bergabung dengan Sydney Olympic, Adelaide United, Melbourne City, hingga Tractor Sazi di Iran. Dia juga sempat membela Ceres-Negros dan Felda United (Malaysia).
Pada 2019, Ramsay mendapatkan tawaran ke Thailand untuk membela Sukhothai FC. Di klub itulah dia bertemu Basna. Seperti dua sejoli yang tidak bisa dipisahkan, Ramsay kembali berkolaborasi dengan pemain asal Papua itu di PT Prachuap FC pada musim ini.
13. Patrick Reichelt (Suphanburi)
Memiliki nama lengkap Patrick Gerry-Anthony Alcala Reichelt, pemain berusia 32 tahun itu lahir di Jerman dari ibu asal Filipina. Reichelt dipanggil ke Filipina saat timnas menjalani pemusatan latihan di Jerman pada 2011. Tapi, cedera anterior cruciate ligament membuat Reichelt baru bisa membela The Azkals pada 2012.
Pada tahun yang sama dia pulang ke Filipina untuk membela Global setelah bermain di banyak klub kasta bawah Jerman. Selanjutnya, Reichelt mendapatkan kontrak Thi Port pada 2013. Hanya bertahan 1 tahun, Reichelt kembali ke Filipina untuk membela Ceres-Negros.
Seiring performa yang bagus Ceres-Negros, Reichelt bergabung ke Melaka United (Malaysia) pada 2019. Sejak awal musim 2020/2021, Reichelt mendapatkan kesempatan bermain di Negeri Gajah Putih bersama Suphanburi.
Dari peringkat FIFA, Indonesia ada di posisi 173 dengan 964 poin atau sama persis dengan Kamboja. Indonesia hanya unggul dari Laos (188), Brunei Darussalam (191), dan Timor Leste (197). Sementara Filipina di posisi 124 atau hanya kalah dari Vietnam di posisi 94 dan Thailand (113).
BACA VIRAL LAINNYA
Heboh 6 Pemain Real Madrid Berubah Jadi ‘Patung’ Saat Penalti Valencia
Heboh 6 Pemain Real Madrid Berubah Jadi ‘Patung’ Saat Penalti Valencia
1. Michael Falkesgaard (Bangkok United)
BACA BERITA LAINNYA
Video Kontroversial Bikin Bintang Timnas Rusia Mundur
Video Kontroversial Bikin Bintang Timnas Rusia Mundur
Pernah membela Denmark U-18, U-19, dan U-20, Falkesgaard menjalani debut untuk tim senior Filipina pada 22 Maret 2018 saat menang 3-2 atas Fiji di uji coba internasional. Pada Piala AFF 2018, Falkesgaard menjadi kiper utama lantaran Etheridge tidak bisa bergabung karena bukan ajang resmi FIFA.
2. Kevin Ingreso (Buriram United)
Keturunan Jerman-Filipina, Ingreso lahir di Hamburg, 27 tahun lalu. Sempat bermain untuk tim junior St Pauli dan Hamburg SV, gelandang berpostur 178 cm kembali ke kampung halaman ayahnya pada 2015 untuk membela Ceres-Negros. Pada 19 Juni 2019, Buriram United menawari Ingreso kontrak kerja. Dia bertahan di skuad utama The Thunder hingga musim ini.
3. Patrick Deyto (Suphanburi)
Lahir dan besar di Manila, Deyto memilih jalur yang berbeda dengan anak-anak muda Filipina pada umumnya. Dia memilih sepakbola dibanding bola basket, meski memiliki postur 186 cm.
Memulai karier dari level SMA hingga Universitas, Deyto menjadi kiper Pachanga setelah lulus dari De La Salle University pada 2012. Kariernya terus meningkat dengan membela Green Archers United, Global Cebu, Davao Aguilas, hingga Stallion Laguna.
Tampil bersama timnas sejak U-23 pada SEA Games 2013, Deyto naik kelas menjadi kiper utama di Piala AFF 2014. Performa yang bagus membuat tawaran datang dari Suphanburi pada 2019. Hingga kini, Deyto masih bermain di klub itu sebagai penjaga gawang nomor 1.
4. Alvaro Silva (BG Pathum United)
Pemilik nama lengkap Alvaro Peralta Silva Linares itu lahir dan besar di Spanyol, tapi mendapatkan paspor Filipina pada 2014. Ayahnya memiliki keturunan Filipina sehingga Silva mendapatkan kesempatan membela The Azkals.
Sebagai orang Spanyol-Filipina, Silva dididik dalam tradisi sepakbola. Memulai dari Malaga B, dia sempat membela tim utama Malaga, Xerez, serta Cadiz sebelum memutuskan bermain di Asia. Sempat membela Al-Qadsia (Kuwait), Daejeon Citizen (Korea Selatan), Ha Noi FC (Vietnam), Kedah FA (Malaysia), dan Ceres-Negros (Filipina), Silva dikontrak BG Pathum United sejak musim lalu.
Sempat dipinjamkan ke Suphanburi, Silva kembali membela BG musim ini. Untuk sementara BG masih memuncaki klasemen Thai League 1 dengan 29 poin dari 11 pertandingan.
5. Carli de Murga (Chonburi)
Memiliki nama panjang Carlos Alberto Martinez de Murga Olaivar, pemain bertahan dengan postur 180 cm tersebut lahir dan besar di Spanyol dari keluarga asal Filipina. Menjadi bagian The Azkals sejak 2011, De Murga punya kisah unik. Dia menyadari memiliki darah Filipina setelah berteman dengan Angel Guirado di Facebook. Guirado adalah pemain Filipina yang memiliki darah Spanyol . De Murga menghubungi Guirado untuk bertanya syarat menjadi warga negara Filipina.
De Murga mendapatkan paspor Filipina pada 2011. Lulusan Cadiz itu pulang ke Filipina pada 2014 untuk membela Ceres-Negros. Pada awal musim 2020/2021, De Murga dikontrak Chonburi di Thai League 1.
6. Luke Woodland (Ratchaburi Mitr Phol)
Woodland lahir di Abu Dhabi dari ayah asal Inggris dan ibu Filipina. Saat itu, kedua orang tuanya bekerja di Uni Emirat Arab (UEA). Lalu, saat berusia 2 tahun, mereka kembali ke Inggris untuk menetap di Liverpool. Di usia 8 tahun, Woodland bergabung dengan Akademi Bolton Wanderers dan memperoleh besiswa penuh saat menginjak usia 15 tahun di dikontrak sebagai pemain profesional pada usia 17 tahun.
Di level junior, Woodland termasuk pemain yang bagus. Buktinya, dia mendapatkan kesempatan memperkuat The Young Lions di berbagai pertandingan. Dia membela Inggris U-16, U-17, hingga U-18.
Ketika karier di level senior kurang berkembang, Woodland memutuskan kembali ke kampunh halaman ibunya untuk membela Filipina pada 2015. Lalu, pada 2017, Woodland memperkuat Ceres-Negros sebelum dikontrak Buriram United pada 2018. Sempat dipinjamkan ke Suphanburi (2018) dan bermain di Kuala Lumpur FA (2019), Woodland kini membela Ratchaburi Mitr Phol.
7. Daisuke Sato (Muangthong United)
Lahir di Davao City, 20 September 1994, Sato memiliki ayah dari Jepang dan ibu asli Filipina. Oleh ayahnya, dia dikirim ke Akademi Urawa Red Diamonds sebelum menimba ilmu di Sendai University. Sempat bermain di Rumania bersama Politehnica Iasi dan Sepsi Sfantu Gheorghe, serta merumput untuk AC Horsens di Denmark, Sato bergabung dengan Muangthong United pada 2019 sebagai full back kiri.
8. Amani Aguinaldo (Trat FC)
Pemilik nama lengkap Amani Manuel Santos Aguinaldo adalah pemain asli Filipina. Aguinaldo mengawali karier dari level sekolah bersama Far Eastern University. Setelah lulus, bek berpostur 182 cm tersebut membela Loyola Meralco Sparks, Global FC, dan Ceres-Negros. Sempat dipinjamkan ke PKNP (Malaysia), Aguinaldo bermain untuk Trat FC sejak awal musim 2020/2021.
9. Justin Baas (Ratchaburi Mitr Phol)
Baru berusia 20 tahun, Baas lahir di Filipina dari ayah yang berasal dari Belanda. Ayah Baas membawa dirinya ke Belanda saat kanak-kanak untuk menimba ilmu sepakbola di Always Forward, Volendam, dan AZ Alkmaar. Sempat membela Jong AZ pada 2018-2010, Baas dikontrak Ratchaburi Mitr Phol pada pertengahan musim 2020/2021 atau setelah kompetisi terhenti akibat pandemi Covid-19.
Saat satu pernampilan Baas bisa dilihan di SEA Games 2019. Saat itu, dia mencetak gol saat Filipina melawan Myanmar di fase grup. Sayang, tidak ada dukungan pemain lain membuat bakat Baas tidak maksimal. Filipina gagal ke semifinal setelah kalah bersaing dengan Myanmar dan Kamboja.
10. Martin Steuble (Thai Port)
Lahir dan besar di Zurich, Steuble memiliki ayah dari Swiss dan ibu Filipina. Dibina di Akademi Grasshopper Zurich dan Neuchatel Xamax, Steuble memulai karier profesional di Liga Swiss. Selain Neuchatel dan Grasshopper, dia juga pernah membela Lausanne-Sport, Wohlen, dan FC Wil.
Dari Swiss, Steuble menjalani trial di MLS bersama Sporting Kansas City. Gagal mendapatkan kontrak, dia kembali ke kampung halaman ibunya untuk membela Ceres-Negros sekaligus mengurus dokumen peralihan warga negara dari Swiss dan Filipina.
Sejak 2013, Steuble sudah mendapatkan kesempatan 43 kali membela Filipina dengan memproduksi 3 gol. Salah satu gol Steuble labih ke gawang Indonesia pada Piala AFF 2014 di Hanai. Ketika itu, Filipina menghajar tim Garuda 4-0 dan Steuble mencetak gol ketiga.
Steuble lalu melanjutkan karier di Thailand dengan membela Thai Port FC sejak 2019. Kedatangannya pertama kali di Bangkok langsung berhasil membawa Port menjuarai Piala FA Thailand 2019.
11. Javier Patino (Ratchaburi Mitr Phol)
Javier Patino adalah salah satu produk rekrutmen terbuka Filipina di Eropa. Status Patino sebagai orang Spanyol-Filipina terpantau berkat masukan pemain keturunan lainnya, Juan Luis Guirado. Patino menjadi warga negara Filipina pada 2013 setelah mengajukan diri sejak 2012.
"Juani (Guirado) memberi tahu saya bahwa ini akan menjadi pengalaman yang bagus. Ibuku sangat emosional. Itu selalu menjadi harapannya agar kami terhubung kembali dengan keluarga dan kerabat yang sudah lama tidak kami lihat," ujar Patino saat itu, dilansir Fox Sports Asia.
Bermain sebagai striker, Patino sempat membela Cordoba dan Xerez sebelum dikontrak Buriram United pada 2013-2015. Sebentar membela Henan Jianye (China), dia kembali ke Buriram United pada 2018. Setelah dipinjamkan ke Ratchaburi Mitr Phol pada 2019, Patino mendapatkan kontrak permanen pada tahun ini.
12. Iain Ramsay (PT Prachuap FC)
Iain Ramsay adalah rekan Rudolof Yanto Basna di PT Prachuap FC musim ini. Ramsay memiliki ayah yang berasal dari Skotlandia dan ibu asli Filipina. Tapi, keduanya bertemu di Australia hingga menikah dan melahirkan Ramsay di Perth pada 27 Februari 1988.
Bergabung dengan The Azkals pada 2015, Ramsay punya karier panjang di sepakbola. Dia memulai dari Sydney FC sebelum bergabung dengan Sydney Olympic, Adelaide United, Melbourne City, hingga Tractor Sazi di Iran. Dia juga sempat membela Ceres-Negros dan Felda United (Malaysia).
Pada 2019, Ramsay mendapatkan tawaran ke Thailand untuk membela Sukhothai FC. Di klub itulah dia bertemu Basna. Seperti dua sejoli yang tidak bisa dipisahkan, Ramsay kembali berkolaborasi dengan pemain asal Papua itu di PT Prachuap FC pada musim ini.
13. Patrick Reichelt (Suphanburi)
Memiliki nama lengkap Patrick Gerry-Anthony Alcala Reichelt, pemain berusia 32 tahun itu lahir di Jerman dari ibu asal Filipina. Reichelt dipanggil ke Filipina saat timnas menjalani pemusatan latihan di Jerman pada 2011. Tapi, cedera anterior cruciate ligament membuat Reichelt baru bisa membela The Azkals pada 2012.
Pada tahun yang sama dia pulang ke Filipina untuk membela Global setelah bermain di banyak klub kasta bawah Jerman. Selanjutnya, Reichelt mendapatkan kontrak Thi Port pada 2013. Hanya bertahan 1 tahun, Reichelt kembali ke Filipina untuk membela Ceres-Negros.
Seiring performa yang bagus Ceres-Negros, Reichelt bergabung ke Melaka United (Malaysia) pada 2019. Sejak awal musim 2020/2021, Reichelt mendapatkan kesempatan bermain di Negeri Gajah Putih bersama Suphanburi.