Presiden Inter: Italia Kini Hanya Jadi Batu Loncatan Pemain Top Dunia
Ditulis oleh Atria WicaksanaRingkasan Berita
-
Inter Milan tetap mendukung Simone Inzaghi meski kalah 0-5 di final Liga Champions.
-
Marotta mengakui Inter kalah kelas dari PSG, namun perjalanan ke final tetap diapresiasi.
-
Italia bukan lagi tujuan utama sepak bola, namun Marotta yakin Made in Italy masih bersaing.
Inter Milan tetap mendukung Simone Inzaghi meski kalah 5-0 di Final Liga Champions.
Inter Milan dan Masa Depan Bersama Simone Inzaghi
Presiden Inter Milan, Beppe Marotta, menegaskan bahwa kekalahan telak 0-5 di Final Liga Champions tidak akan mempengaruhi masa depan Simone Inzaghi di klub. Meski hasil tersebut sangat mengecewakan, Marotta yakin bahwa perjalanan Inter ke final adalah pencapaian yang patut diapresiasi. Dalam pertandingan di Munich, Inter harus mengakui keunggulan PSG yang didukung oleh anggaran tak terbatas.
Baca juga : Cedera Lobotka, Napoli Hadapi Juventus Tanpa Gelandang Andalan
Inter mengalami malam yang sulit ketika mereka harus menyerah pada gol cepat Achraf Hakimi, diikuti oleh dua gol dari Desire Doue. Khvicha Kvaratskhelia dan Senny Mayulu menambah penderitaan Inter dengan gol-gol mereka. Marotta mengakui bahwa Inter kalah kelas dari lawan mereka. "Ini adalah malam yang negatif di mana lawan mengungguli kami di setiap aspek," ujar Marotta kepada Sky Sport Italia.
Kekalahan dan Evaluasi Masa Depan
Meski kalah, Marotta menegaskan bahwa kekalahan ini tidak akan mengubah pandangan mereka terhadap musim ini secara keseluruhan. Inter berhasil mencapai final dengan mengalahkan tim-tim besar seperti Bayern Munich dan Barcelona. "Kami tampak rapuh malam ini, tetapi saya ingin berterima kasih kepada para pemain dan pelatih kami," tambah Marotta.
Inter sempat bermimpi meraih Treble, namun harus mengakhiri musim tanpa gelar. Marotta menegaskan bahwa tidak ada perubahan evaluasi terkait masa depan Inzaghi meski ada tawaran dari Al-Hilal. "Kami sudah mengatakan akan bertemu dengan Inzaghi minggu depan. Dia masih memiliki kontrak satu tahun lagi dan telah membuktikan dirinya selama empat tahun terakhir," jelas Marotta.
Inter telah kalah di dua Final Liga Champions dalam tiga tahun terakhir, tetapi mereka tetap menjadi tim Italia terakhir yang memenangkan trofi tersebut pada 2010. Marotta, yang juga terlibat dalam kekalahan final bersama Juventus, mengakui bahwa sepak bola Italia tidak lagi menjadi surga bagi para pemain top.
"Italia tidak lagi menjadi tujuan utama sepak bola. Ini lebih dianggap sebagai batu loncatan, dengan pemain terbaik tergoda oleh gaji yang tidak bisa kami tawarkan," ungkap Marotta. Dia juga menyoroti klub seperti PSG yang memiliki anggaran tak terbatas, namun menegaskan bahwa Made in Italy masih bisa bersaing di tingkat tertinggi.
Newsletter : 📩 Dapatkan update terkini seputar dunia sepak bola langsung ke email kamu — gratis!