Berita

Tips Pierluigi Collina Cara Menjadi Wasit Hebat

Ringkasan Berita

  • Pierluigi Collina menekankan pentingnya calon wasit memahami sepak bola secara mendalam untuk sukses di final Piala Dunia.

  • Collina berperan penting dalam penerapan VAR dan perubahan aturan baru, menyoroti pentingnya persiapan wasit yang akurat.

  • Pengalaman tak terlupakan Collina di final Piala Dunia 2002 menunjukkan dampak perubahan protokol pada rutinitas wasit.

Pierluigi Collina berbagi pandangan tentang pentingnya pemahaman sepak bola untuk menjadi wasit yang sukses.

Pierluigi Collina, ketua komite wasit FIFA, menyampaikan kepada GIVEMESPORT bahwa calon wasit harus menjadi ahli sepak bola dan bersedia bekerja keras di luar lapangan jika ingin mengikuti jejaknya dan menjadi wasit final Piala Dunia. Di luar pemain dan manajer, pria Italia ini adalah salah satu wajah paling dikenal dalam permainan ini. Meskipun ia pensiun dari dunia perwasitan pada 2005, dengan pertandingan terakhirnya adalah kualifikasi Liga Champions antara Villarreal dan Everton, ia tetap menjadi sosok kunci seiring berbagai perubahan yang terjadi.

Collina telah mengawasi penerapan Video Assistant Referees (VAR) berkat perannya di badan pengatur FIFA. Ia juga hadir di Piala Dunia Klub ketika aturan baru delapan detik untuk penjaga gawang diterapkan, dan ia duduk bersama GMS untuk mengenang kariernya yang berkesan.

Collina Menjelaskan Apa yang Dibutuhkan untuk Bersinar dalam Peran Ini

Karier Collina yang penuh cerita termasuk memimpin final Liga Champions 1999, ketika Manchester United mencetak dua gol di waktu tambahan untuk meraih kemenangan comeback atas Bayern Munich dan melengkapi treble, sementara ia juga menjadi wasit ketika Brasil mengalahkan Jerman di final Piala Dunia 2002. Masa jabatan pria berusia 65 tahun ini dalam pekerjaan yang dicintainya datang sebelum adanya bantuan teknologi, dengan dia pertama kali mengikuti kursus di tahun 1970-an, dan dia terus mengawasi wasit pertandingan saat ini sejak diangkat sebagai ketua komite wasit FIFA.

Collina menyoroti bahwa calon wasit harus memiliki pengetahuan tentang permainan, bukan hanya memahami aturan, dan dia mengakui bahwa dia harus menonton ulang pertandingan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang apa yang terjadi selama pertandingan. Ketika ditanya apa yang diperlukan untuk mengikuti jejaknya, dia secara eksklusif mengatakan kepada GMS: "Saya pikir poin kuncinya adalah memahami sepak bola. Ada masa ketika cukup bagi wasit untuk mengetahui hukum permainan. Tetapi, dalam sepak bola modern, Anda perlu mengetahui sepak bola. Anda harus siap. Anda harus tahu sebelumnya apa yang bisa terjadi di lapangan. Anda harus siap dan belajar. Persiapan seorang wasit sangat kompleks dan harus sangat, sangat akurat karena inilah yang diminta oleh sepak bola modern."

"Percaya atau tidak, Anda sangat fokus pada apa yang terjadi di lapangan sehingga pertandingan adalah rangkaian gambar dari momen-momen kecil. Terkadang Anda kehilangan gambaran penuh atau Anda tidak menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Saya menghargai hal-hal yang terjadi ketika saya menonton ulang pertandingan karena saya sangat fokus pada detail sehingga Anda bisa kehilangan gambaran penuh."

Pengalaman Tak Terlupakan di Final Piala Dunia 2002

Salah satu sorotan karier Collina datang di kota Yokohama, Jepang, ketika ia ditugaskan memimpin final Piala Dunia 2002 antara Brasil dan Jerman. Dua gol Ronaldo membawa kemenangan bagi Amerika Selatan, tetapi perubahan protokol sebelum pertandingan berdampak pada rutinitas biasa wasit. Collina menambahkan: "Saya pikir setiap orang memiliki ritual mereka sendiri. Orang-orang melakukan hal-hal dengan cara yang sama untuk mendekati sesuatu yang penting dengan benar. Tentu saja, ada hari-hari ketika Anda tidak bisa mengikuti takhayul Anda dan itu menciptakan beberapa masalah."

"Saya ingat final Piala Dunia yang saya wasiti di Yokohama. Karena Kaisar Jepang menghadiri pertandingan, para pejabat dan pemain diberitahu bahwa kami harus sampai di stadion dua setengah jam sebelum kick-off, ketika biasanya semua orang tiba di stadion satu setengah jam atau lebih sebelumnya. Bayangkan para pemain dan pejabat yang memiliki rutinitas selama 90 menit mencoba melakukan sesuatu dalam sisa waktu satu jam. Itu cukup rumit, tetapi itu lucu."

Newsletter : 📩 Dapatkan update terkini seputar dunia sepak bola langsung ke email kamu — gratis!