Aldo Baretto
Libero.id - Pada era 2000-an, ketika kompetisi sepakbola Indonesia masih bernama Indonesia Super League (ISL), kita mengenal salah satu penyerang asing tersubur di zaman itu dan pemain tersebut bernama Aldo Baretto.
Pemain yang lahir di Paraguay tersebut bernama lengkap Francisco Aldo Barreto Miranda dan ia merupakan penyerang yang kariernya cukup sukses di tanah air.
Jika mundur ke belakang, tim Indonesia pertama yang mendatangkan pemain Paraguay tersebut adalah manajemen Laskar Pinisi (julukan PSM Makassar) dari klub Thailand, BEC Tero Sasana pada putaran kedua ISL 2006.
Memiliki 20 gol dari 32 penampilan bersama tim besar Thailand tersebut, PSM kemudian mendatangkan Aldo ke tanah air.
Aldo mengawali kariernya sebagai pesepakbola di Cerro Porteno, sebuah klub sepakbola yang kini bermain di divisi dua Paraguay. Kala itu, Cerro Porteno menempati Paraguay Primera Division. Bersama El Ciclón del Estea, ia bermain sebanyak 17 kali dan mencetak 9 gol.
Setelah penampilannya yang bagus pada Cerro Porteno, sebuah klub yang juga merupakan penghuni Paraguay Primera Division, Club Guarani merekrutnya. Bersama Club Guarani, Aldo turun sebanyak 20 kali serta mampu mengkoleksi 8 Gol.
Tahun 2004, Aldo memilih untuk berkiprah diluar Paraguay dan Thailand menjadi tujuan pertamanya dengan ia bergabung bersama BEC Tero Sasana.
Pada tahun 2006, bakat Aldo sebagai penyerang 'tercium' oleh PSM dan ia merapat ke tim paling tertua di Indonesia tersebut. Bersama Juku Eja, Aldo mulai merintis perjalanan kariernya di sepak bola Indonesia. Di awal kedatangannya, ia sukses membantu anak asuh Fritz Korbach lolos ke 8 Besar. Kemudian di Liga Indonesia 2007, Aldo gagal mengangkat prestasi PSM.
Di musim terakhirnya bersama Laskar Juku Eja, anak daerah Caazapa itu kemudian gagal membawa PSM juara dan hanya mampu mampu bertengger di peringkat 8 ISL musim 2008/2009.
Abda Ali & Aldo Baretto
— Sepakraga Mataram (@SR_Mataram) June 28, 2019
(ANTARA News) - PSM Makassar mengalahkan @PSIMJOGJA 2-0 Liga Djarum Indonesia (LDI) XIII 2007 grup II wilayah timur di Std Gelora Andi Mattalatta Makassar, Minggu malam. Dua gol diborong Aldo Baretto pd menit ke-60 & 89 lewat titik pinalti #seramataram pic.twitter.com/EDvtZ0WqSk
Meski tak mampu membawa PSM meraih juara, Aldo sukses mencetak 25 gol dari 58 penampilan.
Usai membela PSM, Aldo kemudian bermain untuk sejumlah klub di Pulau Kalimantan. Persisam Samarinda menjadi klub Kalimantan pertama yang dibela. Persisam kala itu masih bermain di Divisi 1 atau saat ini setara Liga 2.
Bersama Persisam Samarinda akhirnya Aldo mampu meraih prestasi. Ia mengantar Persisam menjuarai Divisi 1. Hebatnya lagi, Ia juga dinobatkan sebagai pemain terbaik dengan torehan 13 golnya.
Prestasi Aldo Baretto, membuat klub Kalimantan lainnya, Bontang FC tertarik memakai jasanya. Aldo akhirnya direkrut dengan nilai kontrak sebesar Rp1,2 M.
ISL 2009/2010. Dari 53 gol PKT Bontang musim itu, 34 diantaranya dicetak oleh duet Aldo Bareto (19 gol) dan Kenji Adacihara (15 gol).
Itu musim pertama Kenji di Indonesia. https://t.co/MIStfle2uz pic.twitter.com/j3BGk9Si4w
— GARAGARABOLA (@garagarabola_) May 28, 2021
Nilai kontrak itu menjadikan Aldo salah satu pemain dengan kontrak termahal pada Indonesia Super League musim 2009/2010.
Setelah Bontang FC, Aldo hengkang ke klub Persiba Balikpapan. Bersama tim Beruang Madu, Aldo mencapat masa puncaknya dengan mengemas 33 gol dari 57 pertandingan untuk Persiba Balikpapan.
Tahun 2012, Aldo mengakhiri petualangan di Kalimantan dengan merapat ke Gresik United. Dua tahun kemudian, Ia memperkuat Persikabo, sebelum akhirnya kembali ke kampung halamanya.
Pada catatan yang menarik, Aldo sendiri terlahir sebagai anak seorang petani di Paraguay. Meskipun Ia hidup dengan cukup, Ia tidak mau hidup manja.
"Di Paraguay, saya hidup seadanya. Meski tidak kelaparan karena orangtua punya perkebunan dan peternakan, tetapi saya tidak mau hidup manja. Setelah saya yakin sepak bola adalah jalan hidup, dari situ saya tidak mau merusak potensi yang saya punya. Seperti orangtua saya yang selalu menjaga perkebunan dan sapi-sapi mereka" ujar Aldo seperti dikutip dari makassar.tribunnews.com.
Aldo juga seorang yang sangat menyayangi keluarganya. Hal ini terbukti dengan ia lebih memilih keluarganya dibanding terjerumus pada kehidupan malam yang biasanya melanda para Pemain Sepak Bola.
“Memang banyak pemain yang suka pesta atau minum di klub malam. Saya pernah, tetapi tidak mau ganggu latihan dan karier. Karena saya sekarang andalkan main bola untuk cari uang," ujarnya.
Terakhir kali, penyerang yang kini telah berusia 40 tahun tersebut, menghabiskan masa pensiunnya bersama 30 Unidos sejak 2016 lalu.
(muflih miftahul kamal/muf)
Profil Frank Wormuth, Pria Jerman yang Akan Bantu Bima Sakti di Piala Dunia U-17 2023
Semoga berhasil menjalankan tugas.Lawan Pemuncak Klasemen, Persik Kediri Malah Kehilangan 3 Pemain Andalan
Pertandingan yang diramal akan menarik.Bertandang ke Markas Sendiri, Begini Persiapan Bali United Hadapi Arema FC
Pertandingan yang cukup unik bagi Bali United.Beda dengan Piala Dunia Pria, FIFA Sebut Piala Dunia Wanita Justru Rugi
Piala Dunia Wanita 2023 akan kick-off dalam hitungan hari.Unik! 5 Pemain Timnas Indonesia Bakal Dilatih Park Hang-seo Jika Gabung Persib Bandung
Semuanya baru sebatas rumor. Bisa benar, bisa salah.
Opini