Jelaskan Sejarah Permainan Sepak Takraw dan Teknik Dasarnya

"Sepak takraw adalah olahraga asli Melayu."

Analisis | 17 September 2022, 11:50
Jelaskan Sejarah Permainan Sepak Takraw dan Teknik Dasarnya

Libero.id - Sepak takraw merupakan salah satu jenis olahraga yang dikembangkan dari beberapa cabang olahraga yang sudah ada sebelumnya. Permainan ini merupakan perpaduan sepakbola, bola voli, dan bulu tangkis. Dan, sepak takraw sangat populer di negara-negara Asia Tenggara.

Dalam buku karya Dr. Achmad Sofyan Hanif M.Pd berjudul Kepelatihan Dasar Sepak Takraw (2015), ada tiga hal argumentasi mengapa sepak takraw disebut sebagai perpaduan dari tiga cabang olahraga populer.

Pertama, sepak takraw mirip sepakbola karena menggunakan kaki dan anggota badan yang lain kecuali tangan. Kedua, mirip bola voli karena ada teknik umpan, blok, dan smash. Ketiga, mirip bulutangkis karena ukuran lapangan dan net hampir sama. Begitu pula sistem penghitungan poin.

Alat utama yang digunakan dalam permainan sepak takraw adalah bola yang terbuat dari rotan. Sama seperti olahraga lainnya, sepak takraw juga memiliki induk organisasi di level internasional maupun nasional, yaitu International Sepak Takraw Federation (ISTAF) dan Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI).

Sejarah Perkembangan Sepak Takraw

Sepak takraw sudah ada sejak zaman Kesultanan Melayu, sekitar 500 tahun lalu. Permainan ini dikenal sebagai Sepak Rago (sepak raga). Pada masa itu, sebagian besar permainan ini dimainkan oleh orang-orang di istana kerajaan.

Permainan Sepak Rago baru mulai tersebar di kawasan Asia Tenggara bersama dengan aturan formalnya pada 1940-an. Tak lama kemudian olahraga tersebut secara resmi dikenal dengan sebutan sepak takraw.

Sepak berasal dari Bahasa Melayu yang artinya menendang. Takraw adalah kata dalam Bahasa Thai untuk bola anyaman. Pemilihan nama tersebut merupakan kesepakatan antar dua negara, yakni Malaysia dan Thailand. Lalu, pada 1982, dibentuk Asian Sepak Takraw Federation (ASTAF).

Sejarah Sepak Takraw di Indonesia

Sepak takraw mulai berkembang di Indonesia setelah adanya kunjungan atlet Malaysia di bawah pimpinan Encik Khir Johari pada September 1970. Orang-orang Malaysia yang datang berkunjung melakukan demonstrasi permainan sepak raga di beberapa kota seperti Jakarta, Bandung, dan Medan. Mereka mendorong Indonesia untuk berpartisipasi terhadap olahraga tersebut, mengingat permainan ini dasarnya sudah ada di beberapa daerah di Indonesia.

Dari hasil kunjungan tersebut, diadakan pertemuan pada 29 September-5 Oktober 1970 di Cipayung, Bogor. Hasil pertemuan itu menetapkan permainan sepak takraw segera dikembangkan dan dibina di sekolah-sekolah.

Setahun setelah pertemuan itu, dibentuklah induk organisasi sepak takraw Indonesia, yaitu Perserasi (Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia). Nama itu kemudian berubah menjadi Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI).

Teknik Dasar Sepak Takraw

Sama seperti cabang olahraga lainnya, sepak takraw juga memiliki teknik dasar permainan. Teknik dasar dalam permainan takraw dapat dilakukan dengan menggunakan kaki, dada, dan kepala, asalkan bola dapat memantul dengan baik.

Teknik Sepakan

a). Memaha (kontrol bola dengan paha)

b). Teknik Mendada (kontrol bola dengan dada)

c). Teknik Membahu (kontrol bola dengan bahu)

d). Teknik Kepala (sundulan kepala atau heading)

e). Teknik Smash

f). Teknik Tahanan (blok)

Ukuran Lapangan Sepak Takraw

Lapangan sepak takraw berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang keseluruhan mencapai 13,4 meter. Sementara lebar lapangan permainan sepak takraw secara umum mencapai 6,10 meter. Terdapat lingkaran di tengah lapangan yang berfungsi sebagai tempat servis takraw dengan ukuran jari-jari 30 cm. 

Untuk tinggi tiang net putra dan putri tidak sama. Tinggi net putra adalah 1,55 meter di pinggir dan minimal 1,52 meter di tengah. Sedangkan tinggi net putri adalah 1,45 meter di pinggir dan minimal 1.42 meter di tengah.

(atmaja wijaya/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network