@uefa
Libero.id - PSSI telah menghubungi FIFA agar mendatangkan Pierluigi Collina ke Indonesia. Tujuannya, memberi pelatihan wasit-wasit Liga Indonesia agar menjadi pengadil yang baik dan benar.
Bagi anda yang menyaksikan Serie A pada 2000-an, Pierluigi Collina adalah wasit yang luar biasa. Punya ciri khas berkepala plontos, pengadil legendaris Italia itu jadi idola banyak penggemar sepakbola. Bukan hanya tegas, dia sangat galak. Dan, itulah yang membuat Pierluigi Collina disegani.
Pierluigi Collina lahir di Bologna, 13 Februari 1960, dan kuliah di Universitas Bologna. Dia lulus dengan gelar di bidang ekonomi pada 1984.
Selama masa remajanya, Pierluigi Collina bermain sebagai bek tengah untuk tim lokal. Tapi, pada 1977, dia mengambil kursus wasit. Dan, dalam waktu tiga tahun dia memimpin pertandingan regional tingkat tertinggi, sambil menyelesaikan wajib militernya.
Sayang, di tengah usaha menjadi wasit top Italia, Pierluigi Collina mengalami Alopecia. Gangguan itu mengakibatkan hilangnya semua rambut di kapala dan wajah secara permanen. Itu memberinya penampilan botak yang khas sehingga mendapat julukan Kojak.
Dengan tampilan seperti itu, Pierluigi Collina justru menjelma menjadi wasit yang hebat. Buktinya, pada 1995, setelah memimpin 43 pertandingan Serie A, dia menjadi wasit FIFA. Dia memimpin lima pertandingan Olimpiade 1996, termasuk final antara Nigeria dan Argentina.
Pierluigi Collina juga menjadi wasit final Liga Champions 1998/1999 antara Bayern Muenchen dan Manchester United.
Tidak hanya itu, pada Juni 2002, Pierluigi Collina mencapai puncak kariernya. Dia terpilih untuk final Piala Dunia antara Brasil dan Jerman. "Collina adalah wasit kelas dunia. Tidak diragukan lagi. Tapi, dia tidak membawa keberuntungan, bukan?" ujar Oliver Kahn sebelum pertandingan, dilansir Irish Times.
Oliver Kahn mengacu pada dua pertandingan penting sebelumnya yang pernah diwasiti Pierluigi Collina, yang melibatkan Olier Kahn. Sebut saja final Liga Champions 1998/1999 dan kekalahan 1-5 timnas Jerman melawan Inggris pada 2001. Keberuntungan Oliver Kahn tidak berubah di final Piala Dunia 2002, dan timnya kalah 0-2.
Ronaldo, Pierluigi Collina and Francesco Totti, 1999. pic.twitter.com/MpncuI4HGs
— 90s Football (@90sfootball) June 18, 2023
Pierluigi Collina juga menjadi wasit final Piala UEFA 2003/2004 antara Valencia dan Marseille. Dan, dirinya menjalani turnamen terakhirnya di Euro 2004. Sementara pertandingan internasional terakhirnya adalah Portugal vs Slovakia pada Kualifikasi Piala Dunia 2006.
Pertandingan kompetitif terakhir Pierluigi Collina adalah Kualifikasi Liga Champions antara Everton dan Villarreal pada 24 Agustus 2005. Setelah itu, dia mengumumkan pengunduran dirinya.
Selepas pensiun, Pierluigi Collina ditunjuk sebagai Ketua Komite Wasit Asosiasi Sepakbola Ukraina (UFA) sejak 2010. Tapi, keputusan itu menuai kontroversi karena Pierluigi Collina bukan orang Ukraina.
Pierluigi Collina juga terlibat dalam pengenalan dan evaluasi sistem Video Asisten Wasit (VAR) untuk Piala Dunia 2018. Selama turnamen dia menunjukkan keefektifan sistem dan kemudian berkomentar positif tentang penerapannya. Kini, Pierluigi Collina adalah Ketua Komite Wasit FIFA.
(mochamad rahmatul haq/anda)
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini