Kisah Perang Dingin Dua Legendaris MU, Peter Schmeichel dan Gary Neville

"Schmeichel dan Neville adalah pemain yang sangat akrab. Tiba-tiba persahabatan itu berubah menjadi perang dingin."

Feature | 08 October 2020, 06:44
Kisah Perang Dingin Dua Legendaris MU, Peter Schmeichel dan Gary Neville

Libero.id - Peter Schmeichel dan Gary Neville adalah tulang punggung Manchester United era Sir Alex Ferguson, khususnya saat meraih treble winners 1998/1999. Keduanya bersahabat. Tapi, semuanya berubah ketika Schmeichel memutuskan membela Manchester City. Saat itu, Neville marah besar.

Pada masanya, Schmeichel dan Neville adalah pemain yang sangat akrab. Selain berbagi kamar hotel saat MU melakoni pertandingan tandang, mereka juga sering pergi bersama ketika memiliki waktu luang. Neville sudah menganggap Schmeichel sebagai saudara. Begitu pula Schmeichel memperlakukan Neville.

Sayang, persahabatan itu berubah menjadi perang dingin. Cerita permusuhan dua sahabat beda bangsa itu terungkap ketika Derby Manchester digelar pada 2002 dan dibicarakan banyak orang hingga hari ini. Pasalnya, video rekaman kejadian itu abadi di dunia maya.

Ketika akan memasuki lapangan, Neville enggan menerima jabatan tangan penjaga gawang legendaris Denmark tersebut. Saat itu, Schmeichel hanya bisa senyum kecut ketika Neville jual mahal dan memasang wajah kurang bersahabat. Keduanya lalu berjalan beriringan masuk lapangan dengan raut wajah yang aneh.

"Pertama, Peter meninggalkan MU di usia 35 tahun. Dia bilang kepada saya ingin pensiun. Secara logika saya bisa menerimanya. Tapi, tiba-tiba dia kembali ke lapangan. Beberapa tahun kemudian dia bermain untuk Man City," ujar Neville pada 2018, dilansir Sport Bible.

Schmeichel pergi dari MU pada akhir musim 1998/1999. Dia memilih berkelana ke Portugal untuk membela Sporting Lisbon dengan kontrak 2 tahun. Sepanjang musim perdana, Schmeichel langsung membantu Sporting menjuarai Liga Portugal setelah puasa 18 tahun.

Di sela-sela membela Sporting, Schmeichel juga tetap bermain untuk Denmark. Dia tercatat sebagai anggota tim Dinamit yang tampil di Euro 2000. Sayang, saat itu Denmark gagal bersinar dan harus tersisih di fase grup. Setelah itu, Schmeichel memutuskan pensiun dari timnas.

Dari Portugal, Schmeichel secara mengejutkan kembali ke sepakbola Inggris untuk memperkuat Aston Villa pada 2001/2002. Pada 20 Oktober 2001, Schmeichel menjadi kiper pertama di era Liga Premier yang mencetak gol. Saat itu, Villa dikalahkan Everton 2-3.

"Kami berjuang untuk memilih pengganti Peter. Saat itu ada beberapa kiper yang kami incar. Hal lainnya (yang membuat saya marah) adalah saat itu saya membenci semua orang. Kami semua (pemain MU) melakukannya. Semua orang membenci kami. Kami membenci semua orang. Begitulah adanya (pada era itu)," tambah Neville.

Saudara Phil Neville tersebut sangat menyesali keputusan Schmeichel meninggalkan MU. Tapi, Neville lebih terkejut ketika tahu The Great Dane justru berlabuh ke Man City. Bagi mantan pemain tim nasional Inggris itu, keputusan sang sahabat seperti petir yang menyambar tiba-tiba.

"Anda tidak bisa bermain di Man City. Saya pendukung MU dan saya tidak boleh bermain untuk Man City. Saya tidak bisa membela Leeds United. Saya tidak mungkin bermain untuk Liverpool. Itulah takdir yang tertulis. Apa pun yang terjadi, anda tidak boleh bermain di klub-klub itu," ungkap Neville.

Schmeichel menyelesaikan kepindahan mengejutkan ke Man City dengan status bebas transfer pada 2002. Dia bermain hanya satu musim (2002/2003). Meski singkat, ayah Kasper Schmeichel itu punya catatan bagus di Man City, khususnya saat Derby Manchester.

Fakta menunjukkan, Schmeichel tidak pernah kalah pada Derby Manchester. Selama sembilan tahun bersama MU, dia tidak terkalahkan melawan Man City. Sementara dalam satu musim bersama Man City, dia menang di Maine Road dan bermain imbang di Old Trafford.

"Ketika anda sudah diperlakukan sebagai pahlawan, anda seharusnya mempertahankan status tersebut. Tapi, hal berbeda sudah dilakukan Schmeichel yang justru mencoreng namanya sendiri saat memutuskan membela Man City," lanjut Neville.

Setelah bermain di Maine Road, Schmeichel mengumumkan pengunduran dirinya dari sepakbola pada April 2003. Setelah itu, Schmeichel bekerja sebagai pundit untuk BBC Sport. Dia menjadi analis reguler di Match of the Day hingga 2005. Schmeichel melanjutkan karier sebagai komentator di salah satu stasiun televisi Denmark, TV3+.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network