Chris Wilder. Kredit: instagram.com/chriswilderofficial
Libero.id - Pelatih sepakbola profesional adalah pekerjaan yang penuh risiko. Saat tim asuhannya berprestasi, pujian setinggi langit didapatkan. Sebaliknya, rentetan hasil negatif dapat berujung surat PHK. Contohnya, Chris Wilder, yang 2 pekan lalu diberhentikan Sheffield United.
Musim lalu, The Blades sempat menjelma menjadi tim kejutan Liga Premier. Sebagai salah satu klub promosi di kompetisi kasta tertinggi Inggris tersebut, Sheffield mampu bersaing di papan atas klasemen. Mereka sempat berkutat di posisi 5, 6, meski akhirnya finish di peringkat 9 klasemen akhir.
Itu adalah penampilan perdana Sheffield di Premier League setelah finish di urutan 2 Championship Division 2018/2019 di bawah Norwich City. Tak seperti tim promosi lainnya, laju Sheffield musim lalu menampilkan performa yang cukup bagus dengan sejumlah kemenangan mengejutkan dari tim-tim papan atas.
Saat itu, salah satu faktor yang membuat Sheffield tampil stabil adalah keberadaan Wilder. Bagi suporter Sheffield, Wilder bukan sosok asing. The Blades adalah klub profesional pertama Wilder sebagai pesepakbola.
Pelatih kelahiran Stocksbridge, 23 September 1967, itu merumput di Bramall Lane pada 1982-1992. Setelah sempat pergi ke beberapa klub, mantan full back kanan tersebut kembali ke Sheffield pada 1998-1999. Pada periode pertama dia bermain 112 kali semua ajang. Tapi, pada periode kedua hanya 14 kali.
Setelah gantung sepatu pada 2001 sebagai salah satu pemain Halifax Town, Wilder segera beralih profesi. Dia memutuskan menjalani kursus kepelatihan sepakbola di Inggris hingga mendapatkan lisensi UEFA Pro.
Wilder menukangi Alfreton Town, Halifax Town, Oxford United, hingga Northampton Town setelah dinyatakan layak duduk di bench. Lalu, pada 12 Mei 2016, di mendapatkan kehormatan menukangi Sheffield. Klub milik Pangeran Arab Saudi, Abdullah bin Musa'ad bin Abdulaziz Al Saud, tersebut ketika itu ada di League One alias kompetisi kasta ketiga.
Selama pramusim, meski mendapat sedikit dukungan finansial, Wilder mampu mendatangkan beberapa pemain baru, banyak di antaranya adalah transfer gratis. Dia kemudian menjadikan Billy Sharp sebagai kapten.
Namun, debut Wilder di League One dimulai dengan awal yang buruk. Dia hanya memperoleh 1 poin dari 4 pertandingan pertama sehingga membuat Sheffield ada di posisi terbawah. Tapi, klub terus maju dan kemudian menjadi juara League One setelah mengamankan 100 poin dalam prosesnya. Itu sebuah rekor klub.
Musim keduanya penuh dengan pasang surut di Championship Division. Debutnya melawan Brentford berakhir dengan kemenangan 1-0. Kemudian, pada September 2017, Sheffield mengalahkan rival sekota 4-2 di Hillsborough. Lalu, pada akhir Oktober, setelah mengalahkan Leeds United 2-1 di Elland Road, Sheffield berada di puncak klasemen Championship.
Hanya butuh 2 tahun, Wilder membawa Sheffield promosi dari League One ke Championship, dan kini ke Liga Premier. Sejarah itu ditentukan pada 28 April 2019 tanpa bertanding menyusul hasil imbang 1-1 dari rival terdekat, Leeds.
Ini memastikan promosi kedua Wilder hanya dalam 3 tahun di klub. Prestasi ini membuatnya mendapatkan penghargaan LMA Manager of the Year.
Keberhasilan itu membuat Wilder menandatangani kontrak baru berdurasi 3 tahun pada awal musim 2019/2020. Lalu, pada 10 Januari 2020, Wilder menandatangani perpanjangan kontrak 4 tahun dengan klub. Sheffield kemudian finish di posisi 9 pada musim pertama setelah kembali di papan atas. Itu yang terbaik sejak 1991/1992.
"Eropa bukanlah sesuatu yang kami pikirkan. Eropa? Mungkin hanya perjalanan liburan akhir musim ke Magaluf (Spanyol) lagi. Itu tempat yang selalu menjadi tujuan kami. Anda akan melihat 20 tim di sana pada Mei mendatang, ya, mungkin sama dengan kami," kata Wilder saat itu, dilansir Sky Sports.
Sayang, bulan madu Wilder dengan manajemen Sheffield berakhir bulan ini. Pada 13 Maret 2021, Wilder meninggalkan Bramall Lane setelah The Blades berada di dasar klasemen Liga Premier dengan 14 poin dari 28 pertarungan.
Beda dengan 3 musim sebelumnya, musim ini Sheffield benar-benar berada di titik terendah. Mereka tidak pernah beranjak dari posisi 19 dan 20. Bahkan, sepanjang paru pertama 2020/2021, tidak ada kemenangan yang dihasilkan. Tiga poin baru mereka kumpulkan pada 12 Januari 2021 melawan Newcastle United.
Selanjutnya, kemenangan mereka hasilkan 3 kali lagi, yaitu melawan Manchester United, West Bromwich Albion, dan Aston Villa. The Blades juga telah disingkirkan Chelsea dari perempat final Piala FA dan dipecundangi Burnley pada Putaran II Piala Liga.
Tapi, sepertinya Wilder tidak akan menganggur terlalu lama. Paling lambat pada awal musim 2021/2022, dia sudah akan duduk di bench. Rumornya, Glasgow Celtic sedang mencari pelatih yang bisa bersaing dengan Steven Gerrard di Glasgow Rangers. Pasalnya, mereka kehilangan gelar juara Liga Premier Skotlandia musim ini.
"Saya harap dia tetap di sepakbola. Saya harap dia tetap di sepakbola Inggris. Celtic, ada desas-desus tentang dia ke sana. Dia pria yang terlalu baik. Dia tidak akan kekurangan tawaran, dan sepakbola di negara ini benar-benar membutuhkan Chris Wilder. Jadi semoga saja dia segera kembali," kata mantan pemain Inggris yang kini jadi komentator pertandingan, Andy Hinchcliffe, kepada The Sun.
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini