Jose Mourinho dan Mario Balotelli. Kredit: instagram.com/josemourinho dan instagram.com/mb459
Libero.id - Mario Balotelli adalah salah satu pesepakbola paling 'misterius' di generasinya. Sejak usia muda, pria Italia itu diperkirakan akan berkembang menjadi salah satu striker paling mematikan di sepak bola Eropa, tetapi segera menjadi jelas bahwa ia akan dikenang karena kepribadiannya yang unik dan menawan daripada kemampuan sepak bolanya.
Ke mana pun Balotelli bermain, di klub mana pun, dia tetap menjadi sorotan dan seolah telah menjadi pemain yang ditentukan oleh kisah-kisah pelanggaran ringan yang lucu, kenakalan yang tidak terpikirkan, dan keengganannya untuk teguh terhadap otoritas.
Dari menyalakan kembang api di dalam rumahnya sendiri hingga melunasi hutang perpustakaan di Universitas Manchester, banyak sekali kisah tentang Balotelli yang bermunculan sepanjang kariernya.
Beberapa benar dan beberapa pasti salah, namun semuanya tampak dapat dipercaya karena apa yang kita ketahui dan pahami tentang karakter Balotelli selama ini amat meyakinkan.
Kisah Bengal Mario Balotelli
Nama Balotelli mulai terkenal sejak saat masih remaja di Inter Milan, ketika itu dia bekerja bersama Jose Mourinho selama masa kejayaan pelatih asal Portugal itu sebagai pelatih di Nerazzurri.
Sebagai pelatih Mou punya tanggung jawab untuk mengelola salah satu kepribadian paling tidak terduga dalam sejarah sepak bola Eropa dan, berdasarkan wawancara yang dia lakukan dengan CNN pada tahun 2014, tampaknya dia menikmati pengalaman itu.
Selama wawancara, presenter Pedro Pinto bertanya kepada mantan pelatih Real Madrid saat itu tentang pemain paling bermasalah yang harus dia tangani.
Secara alami, percakapan dengan cepat beralih ke nama Balotelli.
Berbicara dengan antusiasme yang tulus, Mourinho mengenang kisah lucu tentang penyerang Italia itu untuk menggambarkan betapa sulitnya dia mengatur Balotelli,
"Mario sangat menyenangkan. Saya bisa menulis buku 200 halaman selama dua tahun saya di Inter bersama Mario. Tapi buku itu bukan drama, melainkan komedi," kata Mou, lalu dia melanjutkan,
"Saya ingat satu di Kazan. Kami pergi ke Kazan di Liga Champions. Dalam pertandingan itu semua striker saya cedera. Tidak ada Milito, tidak ada Eto'o, saya benar-benar dalam masalah dan hanya Mario satu-satunya."
“Mario mendapat kartu kuning pada menit ke-42, 43. Jadi ketika saya pergi ke ruang ganti pada saat jeda, saya menghabiskan 14 menit dari 15 menit untuk berbicara hanya untuk Mario."
Dan tahukah apa yang Mou katakan secara serius kepada si Bengal satu itu?
"Mario, saya tidak dapat mengubah Anda. Saya tidak dapat melakukan perubahan. Saya tidak memiliki striker di bangku cadangan. Jangan menyentuh siapa pun. Bermainlah hanya dengan bola. Saat kami kehilangan bola, tidak ada reaksi. Jika seseorang memprovokasi Anda, tidak ada reaksi. Jika wasit membuat kesalahan, tidak ada reaksi. Mario, tolong."
Balotelli sudah besar dan tampak mengerti situasi. Tapi apa yang terjadi dari percakapan serius di atas? Mou berkata,
"Menit 46, kartu merah!"
Saat Mourinho menceritakan kisahnya, sebetulnya Anda hanya tahu hanya akan ada satu hasil. Namun, meskipun Balotelli, yang saat itu berusia 19 tahun, dikeluarkan dari lapangan karena sebuah pelanggaran, kalau dilihat ulang momen itu sebetulnya terjadi pada menit ke-60, bukan menit ke-46.
Kami hanya dapat berasumsi bahwa ingatan Mourinho telah berkhianat saat itu atau dia mengubah detail momen itu secara sengaja untuk efek komedi.
Balotelli oh Balotelli.
Profil Frank Wormuth, Pria Jerman yang Akan Bantu Bima Sakti di Piala Dunia U-17 2023
Semoga berhasil menjalankan tugas.Lawan Pemuncak Klasemen, Persik Kediri Malah Kehilangan 3 Pemain Andalan
Pertandingan yang diramal akan menarik.Bertandang ke Markas Sendiri, Begini Persiapan Bali United Hadapi Arema FC
Pertandingan yang cukup unik bagi Bali United.Beda dengan Piala Dunia Pria, FIFA Sebut Piala Dunia Wanita Justru Rugi
Piala Dunia Wanita 2023 akan kick-off dalam hitungan hari.Unik! 5 Pemain Timnas Indonesia Bakal Dilatih Park Hang-seo Jika Gabung Persib Bandung
Semuanya baru sebatas rumor. Bisa benar, bisa salah.
Opini