Kisah Cinderella ala Defensa y Justicia, Klub Kecil Argentina Kuasai Amerika Latin

"Jika di Eropa ada Leicester City, maka di Amerika Selatan terdapat Defensa y Justicia."

Feature | 16 April 2021, 18:40
Kisah Cinderella ala Defensa y Justicia, Klub Kecil Argentina Kuasai Amerika Latin

Libero.id - Jika di Eropa ada Leicester City, maka di Amerika Selatan terdapat Defensa y Justicia. Mereka adalah klub kecil yang berjuang dengan pemain murah atau pinjaman, tampil mengejutkan di kompetisi melawan tim besar, dan akhirnya juara.

Club Social y Deportivo Defensa y Justicia, atau yang biasa disebut Defensa y Justicia, atau hanya "Defensa", adalah klub kecil Argentina yang berbasis di Florencio Varela, Provinsi Buenos Aires. The Hawk jadi buah bibir setelah juara Copa Sudamericana 2020, yang dilanjutkan Recopa Sudamericana 2021. Itu merupakan Liga Eropa dan Piala Super Eropa versi Amerika Latin.

Klub ini didirikan pada 20 Maret 1935. Awalnya, Defensa hanya klub olahraga biasa. Baru pada 20 Desember 1977, mereka diakui menjadi anggota Liga Argentina oleh Asosiasi Sepakbola Argentina (AFA).

Setelah itu, Defensa harus memulai dari kasta terbawah Primera D (Divisi IV). Pada 4 Maret 1978, Defensa  memulai debut dengan mengalahkan Canuelas 2-1 lewat gol Hector Cardozo dan Jorge Giache. Ketika itu, Defensa dilatih Jorge Garcia dan diperkuat sejumlah pemain seperti Ramon Correa, Benito Lopez, Roberto Lucarini, Raul Bustos, Cesar Echeverry, Hector Cardozo, hingga Oscar Bruno.

Perlahan dan pasti, Defensa mencuri perhatian warga Florencio Varela. Dukungan populer dengan cepat membuat klub bermain bagus setiap pekan. Dengan cepat mereka mampu naik ke setiap kategori di kompetisi Argentina. Defensa naik ke Primera C (Divisi III) pada 1982 dan Primera B (Divisi II) 3 tahun kemudian.

Defensa hanya bermain di Primera B satu musim sebelum promosi ke Primera B Nacional (Divisi I). Tapi, pada 1993 mereka kembali terdegradasi ke Primera B untuk bermain selama 4 musim. Baru pada 1997 mereka kembali ke Primera B Nacional, yang merupakan kompetisi kasta kedua.

Setelah menanti lama dan berjuang selama bertahun-tahun, kesempatan bermain di Primera Division (Divisi Utama) akhirnya tiba. Pada 17 Mei 2014, Defensa mendapatkan tiket promosi ke kasta tertinggi sepakbola Negeri Tango.

Klub yang berbasis di Estadio Norberto Tomaghello meninggalkan Primera B Nacional untuk pertama kalinya dalam 24 musim. Mereka juga menjadi satu dari sedikit klub di Argentina yang bermain pada semua divisi yang dimiliki AFA dari yang paling bawah sampai paling atas.

Tapi, bukan itu yang menjadi pembicaraan orang di seluruh dunia. Pada 23 Januari 2021, Defensa menjuarai Copa Sudamericana 2020 untuk pertama kalinya dalam sejarah setelah mengalahkan Lanus 3-0. Saat itu, mereka dilatih striker legendaris Argentina, Hernan Crespo.

Meski Crespo telah pergi dan digantikan Sebastian Beccacece, Defensa tetap menggila di kompetisi Amerika Selatan. Pada 14 April 2021, mereka mengalahkan juara Copa Libertadores 2020, Palmeiras, pada Recopa Sudamerica. Defensa menobatkan dirinya sebagai klub terbaik di Amerika Selatan.

"Ini sesuatu yang bersejarah dilakukan kelompok ini. Saya sangat berterima kasih, untuk cara  mereka hidup bersama, berbagi sesuatu, dan  mencapai hal-hal ini. Itu adalah sumber kebanggaan. Saya sangat bahagia untuk mereka, untuk rakyat kita, yang sering menderita, kerja," kata Beccacece, dilansir ESPN.

"Kami terus berpikir bahwa segala sesuatunya mungkin, dengan banyak kerja keras dan dedikasi. Ini hal yang sangat menginspirasi bagi anak-anak muda. Ini adalah sesuatu yang telah dibangun sejak lama. Saya ingat banyak pemain yang bergabung di proyek sejak lama," tambah pelatih keturunan Italia itu.

"Kami menunjukkan bahwa kami dapat bersaing di Amerika Selatan. Hari ini kami mengonfirmasi hal itu. Ini adalah hal yang sangat berharga, karena harganya mahal untuk klub kecil dan sederhana. Kami membuat upaya luar biasa untuk mencapai titik itu," ungkap Beccacece.

Menjadi hal umum di Argentina, Brasil, dan Amerika Selatan bagi sebuah klub untuk menginvestasikan uang dalam pembinaan pemain muda. Setelah didik, pemain-pemain itu kemudian dijual dengan harga mahal ke Eropa. Bagi yang tidak laku, akan dilepas ke klub kecil di Argentina, Amerika Utara, Asia, termasuk Indonesia.

Salah satu tim yang menampung produk-produk "tidak laku" dari klub besar di Negeri Tango itu adalah Defensa. Dalam barisan pemain mereka, ada sejumlah nama pemain jebolan River Plate, Boca Juniors, Independiente, atau Newell's Old Boys.

Mereka dipinjamkan atau "dibuang" dari klub asal karena tidak mungkin menghasilkan uang saat ditawarkan ke Eropa. Pemain-pemain itu juga tidak akan mungkin bersaing dengan pesepakbola lain yang lebih bagus di klub asalnya.

Dalam barisan ini terdapat Franco Paredes, Enzo Fernandez, dan Nahuel Gallardo dari River Plate. Lalu, Francisco Pizzini dan Braian Romero (Independiente), serta Walter Bou (Boca Juniors). Ada lagi Carlos Rotondi (Newell's Old Boys), Miguel Merentiel (Godoy Cruz), atau Fernando Meza (Atlanta United).

Kondisi seperti itu terjadi karena Defensa bukan klub kaya. Mereka tidak dimiliki oleh pengusaha ternama atau perusahaan multinasional. Defensa juga tidak didukung oleh sponsor ternama layaknya River Plate atau Boca Juniors.

Sebagai klub bermodel Socio, Defensa juga tidak didukung oleh anggota yang berjumlah ratusan ribu orang. Hingga akhir 2020, Defensa hanya mengeluarkan 10.900 kartu tanda anggota. Presiden mereka, Jose Lemme, juga hanya pengusaha biasa yang tidak masuk dalam jajaran orang terkaya di Provinsi Buenos Aires, apalagi Argentina.

"Kami memiliki kompetisi yang sangat sulit, rival yang rumit, dan dengan skuad yang kecil. Tapi, dengan hati yang besar, kami akan berusaha. Kami menyadari beberapa faktor yang tidak kami miliki berlebih. Apa yang kita miliki secara berlebihan adalah rasa lapar. Ini adalah makanan kita, itu menunjukkan jalannya. Kami suka tuntutan, pekerjaan, disiplin, tanggung jawab, komitmen," beber Beccacece.

Sebagai juara Copa Sudamericana dan Recopa Sudamericana, Defensa mendapatkan hak untuk bermain di Copa Libertadores 2021. Jika mereka mampu ke final dan juara, itu akan menjadi pencapaian yang luar biasa bagi klub yang hanya memiliki stadion berkapasitas 18.000 penonton.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network