Kredit: covid19.kemkes.go.id
Libero.id - Berdasarkan Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia menyatakan bahwa telah melakukan pemeriksaan kepada 1.255 orang, hasilnya 172 orang dinyatakan positif terinfeksi Covid-19. Jumlah orang yang terinfeksi saat ini di Indonesia terus mengalami peningkatan sejak diumumkan pertama kalinya pada Senin (2/3) lalu oleh Presiden Joko Widodo. Bahkan WHO sendiri telah menetapkan Covid-19 sebagai pandemi pada 11 Maret 2020.
Tingkat penyebaran dan penularan yang tinggi diseluruh dunia ini setidaknya memberikan kita informasi bahwa peningkatan jumlah korban yang terinfeksi berbanding lurus dengan cepatnya virus tersebut berkembang biak. Seperti yang diketahui, sebelum ditetapkan menjadi pandemi, virus ini menginfeksi penduduk Wuhan pada awal januari 2020. Selanjutnya, virus ini mulai menyebar menginfeksi penduduk yang berada diluar Wuhan hingga ke negara lain dengan cepat hanya dalam waktu beberapa minggu saja. Bahkan untuk beberapa negara sampai mengambil kebijakan mengisolasi diri baik untuk warga negaranya agar mengurangi aktivitas maupun untuk warga negara lain yang ingin berkunjung.
Melihat fakta-fakta diatas, mendesak para peneliti untuk mengungkap bagaimana proses perkembang biakan Covid-19 yang begitu cepat menginfeksi orang diseluruh dunia. Mengungkap perkembang biakan dari Covid-19 ini juga menjadi salah satu upaya untuk mencari cara mengobati penyakit pandemi ini. Salah satu peneliti yang telah berhasil meneliti perkembangbiakan Covid-19 ialah Hanzhou yang berasal dari Universitas Westlake, China.
Proses Perkembangbiakan Covid-19
Covid-19 menyebar dan menular dari penderita ke orang lain dalam jarak dekat, mirip seperti penularan flu biasa. Orang dapat terinfeksi melalui tetesan cairan tubuh, seperti air liur atau lendir dari orang yang terinfeksi, bisa melalui medium sentuhan bahkan yang tersebar di udara. Para ilmuwan berpendapat bahwa batuk dan bersin dapat menyemburkan virus tersebut dalam jarak beberapa sentimeter dan virus tetap bertahan hingga 10 menit di udara.
Seperti pada perkembangbiakan virus lainnya, Covid-19 juga menginfeksi tubuh inang (manusia) yang diserangnya. Covid-19 menyerang sel sehat dalam tubuh manusia untuk mereplikasi diri sampai menyebar ke sel-sel tubuh lainnya. Proses replikasi yang dilakukan oleh Covid-19 hanya memerlukan asam nukleat, dan materi yang diperlukan untuk mensintesis protein virus berasal dari sel inangnya. Covid-19 menyerang saluran pernapasan manusia, ia akan menempel pada angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2) yakni, reseptor sel pernapasan. Covid-19 lalu akan masuk ke dalam sel tubuh melalui kunci molekuler yang disebut dengan protein S.
Secara umum, proses perkembangbiakan Covid-19 terdiri dari lima tahap yakni, adsorbsi, penetrasi, sintesis, pematangan, dan lisis. Berikut penjelasannya :
Tahap Adsorbsi
Merupakan tahap dimana menempelnya virion (kepala virus yang berisi kapsid) pada bagian reseptor pernapasan dengan memakai serabut ekornya.
Tahap Penetrasi
Setelah virus tersebut berhasil menancapkan diri pada sel inangnya, serabut ekor tadi berkontraksi untuk membuat lubang yang dapat menembus dinding dan membran sel inang. Setelah berhasil menembus membran, kemudian virus akan memasukkan materi genetiknya.
Tahap Sintesis
Membran sel inang yang telah dimasuki materi genetik virus, ia akan membentuk asam nukleat dengan cara menghidrolisis DNA dari sel inang.
Tahap Pematangan
Pada tahap ini, partikel-partikel virus yang lengkap membentuk virion-virion baru dengan menggunakan asam nukleat dan protein.
Tahap Lisis
Tahap ini merupakan tahap dimana virus-virus baru berusaha memecahkan dinding sel inang dengan menggunakan enzim lisozim.
Sedangkan siklus hidup virus sendiri terdiri dari dua siklus yakni, litik dan lisogenik, adapun penjelasannya bisa dilihat berikut ini :
Siklus Litik
Siklus ini ditandai dengan proses replikasi virus dan matinya sel inang, terbentuknya anak virus baru dapat terjadi ketika pertahanan sel inang melemah dibandingkan dengan daya infeksi virus. Tahap ini berlangsung sangat cepat. Siklus litik akan membuat sel inang pecah dan mati setelah anak virus yang baru berhasil memecahkan dinding membrane sel inang.
Siklus Lisogenik
Siklus lisogenik merupakan kebalikan dari siklus litik, siklus ini terjadi saat sel inang memiliki pertahanan yang lebih baik dibandingkan daya infeksi virus. Maka sel inang tidak segera pecah, bahkan dapat bereproduksi secara normal. DNA atau RNA virus berinteraksi ke dalam kromosom sel inang membentuk profag dan ini dapat diturunkan kepada kedua sel anak melalui reproduksi. Apabila profag pada sel anak inang menjadi aktif maka virus akan mengalami reproduksi secara litik, yakni dengan menginfeksi membran sel inangnya hingga hancur.
Selamat! Indra Sjafri Terpilih Ikut FIFA Technical Leadership Diploma
Ini pelatihan untuk direktur teknik dari seluruh dunia.Curhat Juergen Klopp Tentang Vaksinasi: Abaikan Mereka yang Sok Tahu
Ternyata warga Inggris bandel. Klopp sampai buka suara.Temuan Ilmiah Terbaru, Virus Corona Menular Lewat Hubungan Seks
COVID-19 ditemukan dalam semen pria yang terinfeksi parah.Ini Alasan Kenapa Virus Corona Jauh Lebih Bahaya Dibanding Flu
Flu adalah penyakit yang dibandingkan oleh semua orang dengan virus corona pada awal pandemi global ini.Bisakah Virus Corona Bertahan di Paket Belanja Online? Ini Penjelasannya
Masyarakat mengandalkan belanja online pada momen harus sering di rumah.
Opini