Dwight Yorke
Libero.id - Dwight Yorke menikmati karier yang cemerlang. Peyerang Trinidad and Tobago itu sukses menggebrak Liga Premier saat bermain untuk Aston Villa. Kemudian, memenangkan treble bersama Manchester United.
Semua orang akan setuju dengan apa yang dikatakan mantan pelatih Aston Villa, John Gregory, tentang Dwight Yorke pada musim panas 1998. "Dwight secara terbuka menyatakan kepada saya bahwa dia ingin bermain untuk Manchester United dan bukan Aston Villa. Itu benar-benar menyakiti saya, dan jika saya memiliki pistol, saya akan menembaknya," kata Gregory.
Beruntung, penampilan penyerang Aston Villa lainnya, Julian Joachim dan Dion Dublin, sangat bagus setelah Yorke pergi. Tapi, Yorke menerima ancaman lain yang kurang terdokumentasi dengan baik selama empat tahun kariernya di Manchester United.
Pada awal 2000-an, pemilik akun anonim dari dwight-yorke.co.uk dikabarkan melakukan pemerasan terhadap sang striker tersebut. "Saya menulis kepada Dwight Yorke beberapa bulan yang lalu dengan menanyakan apakah dia tertarik untuk membeli nama domain ini. Saya juga menawarkan untuk menulis situs penggemar untuknya tanpa biaya. Yang saya minta hanyalah menyebutkan sedikit dalam program matchday MU," kata orang tersebut.
Tawaran yang adil, dan tidak menyebutkan senjata. Inilah seorang oportunis yang hanya mencari sedikit bantuan dari seorang idola. Tapi, Yorke tidak pernah membalas pesan yang mungkin akan membawa masalah itu.
"Sekarang, saya membayangkan bocah Dwighty pasti sangat sibuk dengan hidupnya. Tapi, dia bahkan tidak mau repot-repot mengirim balasan singkat yang mengatakan bahwa dia tidak tertarik untuk melakukannya," tulis webmaster yang marah itu.
Anehnya, pembalasan webmaster terhadap Yorke melibatkan posting foto Katie Price, serta tautan ke karyanya, di dwight-yorke.co.uk (Yorke dan Price berkencan pada saat itu.) Itu jelas merupakan upaya untuk mempermalukan sang pemain. "Setiap dia berganti pacar, situs ini juga akan berubah dengannya! Sedikit seperti bayangan yang bisa anda katakan," tambah Yorke.
⚽️ @ManUtd v @Arsenal always delivers
As this special Dwight Yorke moment shows...#MUNARS pic.twitter.com/hw3Veoca0R
— Premier League (@premierleague) September 30, 2019
Masa kejayaan di Old Trafford
Pada musim 1998/1999, Yorke membentuk duet serangan mematikan bersama Andy Cole. Selama tiga tahun, duo ini memainkan permainan yang apik dengan skema formasi 4-4-2. Anehnya, kemitraan itu kalah beken saat Barcelona mendatangkan penyerang baru dari AC Milan, Patrick Kluivert.
Kluivert berkembang pesat di Barcelona pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an. Tapi, Yorke dengan cepat membuktikan bahwa dia datang bukan untuk menjadi opsi cadangan. Dia berhasil mencetak tujuh gol di liga pada paruh pertama musim 1998/199 dan membuat dirinya disayangi para penggemar.
Yorke menyelesaikan musim 1998/1999 dengan meraih treble bersama MU dengan 29 gol di semua kompetisi. Total, 18 gol yang dia cetak di liga membuatnya mendapatkan sepatu emas Liga Premier dan pemain terbaik musim itu.
Musim berikutnya, kontribusi gol Yorke di liga meningkat menjadi 20. Sementara ketika waktu bermainnya terbatas di musim ketiganya di Old Trafford, dia justru mencetak hattrick hanya dalam 21 menit saat menang 6-1 atas Arsenal dan membantu tim meraih gelar ketiga secara berturut-turut.
Namun, dalam banyak hal, tindakan Yorke di luar lapangan membayangi karier sepakbolanya. Seperti rekan setimnya David Beckham, Yorke membuat Sir Alex Ferguson murka karena gaya hidup ala selebritis dan kehidupan romantisnya. Akibatnya, hubungan antara Yorke dengan Ferguson mencapai titik didih.
Pada musim 2001/2002, Yorke menjalani musim keempatnya dan sekaligus menjadi yang terakhir di Manchester. Ferguson dilaporkan menekan manajemen MU untuk menjual Yorke dan Cole setelah datangnya Ruud van Nistelrooy. Pada akhir musim, klub menjual kedua pemain legendaris tersebut ke Blackburn Rovers.
(diaz alvioriki/anda)
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini