Paulo Dybala
Libero.id - Perang Dunia II membawa kerugian besar untuk peradaban dunia dan meninggalkan bencana di negara terdampak. Pada 1 September 1939, invasi Nazi ke Polandia memicu dimulainya perang enam tahun yang mengakibatkan banyak keluarga terpisah, bahkan harus kehilangan anggota keluarga.
Pemimpin Jerman menyapu kota-kota Polandia dan merampok semua sumber daya yang mereka miliki. Banyak keluarga yang dipisahkan, meninggalkan anak-anak kecil, dan ibu-ibu untuk berjuang sendiri. Sementara yang laki-laki dewasa diberlakukan wajib militer.
Berpegang teguh pada harapan adalah satu-satunya cara mereka bertahan hidup. Perjuangan yang mereka lakukan hanya untuk menjaga garis keturunan tetap hidup. Kota-kota hancur menjadi abu, hingga konflik yang mengerikan ini berakhir pada September 1945.
Banyak di antara para korban dipekerjakan oleh Jerman, termasuk Boleslaw Dybala, seorang pria dengan nama keluarga yang terkenal di dunia dan identik dengan sepakbola.
Lahir di Krasniow, sebuah desa kecil di Polandia selatan, Boleslaw dipaksa bekerja untuk Jerman selama perang. Infrastruktur yang lumpuh membuat pekerjaan sangat sedikit dan jarang, memaksa ribuan orang Polandia untuk mencari peruntungan di tempat lain. Dengan segala pertimbangan, Boleslaw akhirnya memutuskan untuk berangkat ke Argentina.
Bagi banyak pesepakbola, silsilah mereka tidak selalu jelas. Setiap pemain memiliki kisahnya masing-masing, begitu juga dengan superstar Juventus dan Argentina saat ini, Paulo Dybala.
Tumbuh di Laguna Larga di Cordoba, Argentina, Dybala memulai karier sepakbolanya pada usia empat tahun di lapangan sepakbola lokal. Dia berkeliaran dengan bola terikat di kakinya. Pada usia 17 tahun, klub lokalnya, Instituto, memberinya kesempatan untuk mewujudkan mimpi menjadi pemain sepakbola.
Musim debutnya di divisi kedua Argentina dimulai dengan cukup baik. Dia menjadi pemain termuda yang mencetak gol untuk klub, melampaui rekor Mario Kempes. Setelah menghabiskan delapan tahun di Argentina, Eropa memanggil namanya.
Pada 29 April 2012, presiden klub Sisilia, Palermo, Maurizio Zamparini, mengumumkan penandatanganan Dybala.
Memang hanya sedikit yang diketahui tentang latar belakang 'La Joya'. Selain masa remajanya di Cordoba dan ketenarannya sekarang, Dybala mulai menapakkan kakinya di Italia dengan nuansa Eropa Timurnya.
Masih tinggal di Krasniow, saudara perempuan Boleslaw (nenek Paulo), Henryka Palasinska, memiliki kenangan terdalam tentang kakaknya dan kesulitannya selama era Perang Dunia Kedua. Selama film dokumenter 'La Joya' Paulo Dybala 2015, dia berbicara tentang kesulitan ini.
“Dia tidur di ladang jagung selama dua minggu tanpa makanan. Untungnya, dia berhasil menghubungi seseorang di rumah dan bantuan tiba tepat waktu untuk menyelamatkannya dari kelaparan,” kenang Palasinska.
Sepakbola tidak tertanam dalam silsilah gen keluagra Dybala. Boleslaw menghabiskan waktunya bertahun-tahun sebagai pendeta. Olahraga kemungkinan adalah hal terakhir yang ada di pikirannya, karena prioritas utamanya adalah tetap berhubungan dengan orang-orang yang dekat dengan hatinya.
Saudaranya di Kanada akan mengirim surat pada acara-acara khusus, seperti Natal dan Malam Tahun Baru. Boleslaw akhirnya meninggal saat Dybala baru berusia 4 tahun dan kenangan tentang keberadaan kakeknya mungkin masih kabur. Namun demikian, kesan yang dia tinggalkan kepada cucu superstarnya tetap ada.
Memperoleh kewarganegaraan Polandia menjadi tujuan Dybala saat menginjakkan kaki di Sisilia, karena dia merasa terhubung dengan kakeknya. Pada akhirnya, keterbatasan mengakibatkan dia memperoleh paspor Italia melalui pihak ibunya, yang berasal dari Naples.
Sampai hari ini, meskipun tidak begitu terbuka ke publik tentang asal usulnya, Dybala tetap lebih bangga dengan leluhurnya walau keraguan tidak pernah menyelimuti pikirannya tentang negara mana yang ada di hatinya.
Sebelum Dybala memilih Argentina, upaya bersama dilakukan oleh federasi Polandia dan Italia untuk menggoda remaja itu ke dalam skuad mereka. Pada Desember 2012, setelah tampil bagus di Euro, bos Italia, Cesare Prandelli dilaporkan menghubungi Dybala dan menawarinya untuk mewakili Gli Azzurri.
Prandelli memiliki reputasi yang terkenal dalam memilih pemain kelahiran non-Italia, yang biasa disebut sebagai 'oriundi'. Sebelumnya Prandelli juga sukses melakukan hal ini pada beberapa pemain Argentina yang dinaturalisasi seperti Pablo Dani Osvaldo dan Ezequiel Schelotto.
Polandia juga dikabarkan melakukan pendekatan pada 2011. Mereka diduga menghubungi Dybala dan bertanya apakah dia ingin mewakili Bialo-Czerwoni. Namun, tawaran ini ditolak dengan sopan oleh Dybala.
Seperti dua kakak laki-lakinya, Gustavo dan Mariano, Dybala lahir dan besar di Argentina dan keinginannya untuk mengenakan seragam 'La Albiceleste' sangat jelas.
“Saya selalu bermimpi bermain untuk negara tempat saya dilahirkan, negara saya. Saya ingin mewakili keluarga dan kakek saya, saya adalah orang Argentina,” ujar Dybala.
Musim 2014/2015 bersama I Rosanero, Dybala melampaui dua digit dalam gol dan assist, memicu desas-desus tentang kepindahan besar pada musim panas. Tidak mengherankan jika klub-klub top Italia seperti AC Milan dan Juventus datang untuk mengajaknya bergabung. Dan, pilihannya tentu saja I Bianconeri dengan nilai transfer seharga 32 juta euro (Rp 530 miliar) ditambah bonus.
Hidup memiliki cara unik untuk menuntun kita dalam perjalanan yang berbeda. Tidak ada pilihan selain mencari kehidupan yang lebih baik, perjalanan Boleslaw Dybala ke Argentina membuka jalan bagi bintang yang akhirnya bersinar. Tapi, jika melihat ke belakang sekitar dua puluh tahun lalu, mungkin kami tidak akan membagikan cerita ini jika bukan karena kebangkitan Dybala yang meroket sebagai pesepakbola.
Dispiaciuto per aver lasciato il campo, ma felice per la vittoria. Domani farò gli esami, ma sto già pensando di tornare, il prima possibile ?? pic.twitter.com/glwmH7B3bz
— Paulo Dybala (@PauDybala_JR) September 26, 2021
Dybac, berasal dari bahasa Polandia, berarti mengintai seseorang atau sesuatu. Kata-kata ini cocok disematkan untuk bintang 'Nyonya Tua' berusia 23 tahun itu. Bagaimanapun, dia adalah gladiator yang mengintai trofi Liga Champions pertamanya dari balik selebrasi topengnya yang sekarang terkenal.
Bulan depan, menurut pembuat film Mateusz, saudara laki-laki Dybala yaitu Mariano, akan mengunjungi Polandia untuk pertama kalinya. Jika Dybala mengangkat trofi bulan depan di Cardiff, mungkin dia akan bergabung dengan saudaranya dalam kunjungan perdananya, menerima tawaran kerabatnya untuk bersulang dengan vodka Polandia.
(diaz alvioriki/yul)
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini