Ada yang lebih hebat selain Messi da Cristiano Ronaldo dalam urusan gelar.
Ada yang lebih hebat selain Messi da Cristiano Ronaldo dalam urusan gelar.
Mereka berdua dan Neymar pernah bicara bersama dan saling memuji kelebihan.
Berbeda dengan Chelsea atau Manchester United, yang mendatangkan nama terkenal, Man City justru kebanjiran para pemain belia. Unik.
Sejak 2008 media-media olahraga di Benua Biru selalu memberikan atribut "CR7 selanjutnya" kepada banyak pemuda.
Lucu dan tragis. Tidak ada Emmanuel Adebayor. Mereka tidak sanggup bermain 90 menit. Lantas siapa mereka?
Tidak hanya didominasi pemain Jepang, ada pula bintang Serie A dari Irak, Iran dan Korea Selatan.
Laga itu terjdi 2010. Ada yang jadi politikus. Ada asisten pelatih timnas. Ada pula yang masih bermain.
Pemilik Liverpool menggunakan perhitungan matematika ala Ilmuwan Cambridge, Ian Graham untuk menunjuk Juergen Klopp sebagai pelatih The Reds.
Pengalaman tidak becus mengurus administrasi pemain dalam program naturalisasi ternyata bukan hanya monopoli PSSI.
Barangkali pelatih timnas paling pusing adalah pelatih Brasil. Dia bakal bingung memilih 11 pemain terbaik dari ribuan pemain hebat.
Masih ada nama seperti Juan Sebastian Veron dan Damien Duff.
Ada kiper timnas Chile, ada pula kiper timnas China.
Di usia 17 tahun ada Harvey Elliot. Pada usia 35 tahun ada Thiago Silva.
Performa mereka seperti melempem dibandingkan saat di klub asal. Bisakah Kai Havertz menghapus kutukan ini.
Sampai sekarang Manchester United kesulitan mencari pewaris nomor 7 yang hebat. Di AC Milan ada kutukan untuk nomor 9 setelah Filippo Inzaghi.
Total dia membeli 60 pemain. Tentu saja tak semuanya berhasil. Ada pula yang gagal.
Manajemen The Blues sering dianggap hanya menghambur-hamburkan uang untuk pesepakbola-pesepakbola berharga mahal.
Berbeda dengan klub di Inggris atau Italia yang mengandalkan kepemilikan orang atau perusahaan, mayoritas tim Spanyol dikelola layaknya negara.
Tega benar Newcastle United kepada pemain yang begitu loyal. Kisahnya bikin haru.
Xavi Hernandez dan Bafetimbi Gomis menjadi pemain yang beberapa kali tampil di kompetisi paling elit Asia itu.