Kisah Morientes benar-benar membuat Barcelona ketar-ketir.
Liga Champions memasuki babak baru. Setelah semua laga 16 besar digelar, memasuki pekan kedua Agustus, 4 partai besar akan mempertemukan 8 klub kontestan. Mereka adalah Barcelona vs Bayern Muenchen, Paris Saint Germain vs Atalanta, Olympique Lyon vs Man City, dan RB Leipziq vs Atletico Madrid.

Dari empat laga itu, ada satu laga yang paling menarik perhatian dan minat penggemar sepak bola, yakni Barcelona vs Bayern Muenchen. Dalam 5 pertemuan terakhir antara raksasa dari Spanyol dan Jerman. Bayern Muenchen berhasil mengungguli Barca dengan 3 kali kemenangan dan 1 laga berakhir imbang.

Andaikata musim ini Barcelona kembali tereliminasi dari Liga Champions oleh Bayern, ini akan jadi catatan buruk. Itu artinya Barca menutup musim dengan kekecewaan berlapis. Tanpa gelar La Liga, tanpa Copa del Rey, Supercopa dan tanpa Liga Champions, itu akan menjadi musim pertama bagi Barca, dengan predikat tanpa trofi, yang kali terakhir menimpa Barca pada musim 2007/2008.

Namun, ada skenario lain yang akan membuat segalanya menjadi lebih menyakitkan bagi penggemar Barca: tersingkir melalui gol dari Philippe Coutinho. Pesepakbola asal Brasil itu, kemungkinan bisa dimainkan karena dalam perjanjian peminjaman, tidak ada larangan membela Bayern melawan klub yang memilikinya. Oleh Hansi Flick, Coutinho bakal dijadikan senjata untuk mengalahkan Barca.

Jejak Morientes



Sebelum beberapa pertandingan Liga Champions resmi digelar, jauh-jauh hari pelatih Bayern Munich, Hansi Flick mengatakan bahwa Ivan Perisic atau Coutinho akan jadi pilihan utama di lini tengah untuk menggantikan peran Kingsley Coman. Dan Perisic sudah mengambil jatah lebih dulu ketika menghadapi Chelsea, tetapi performa pesepakbola asal Kroasia itu sedikit mengecewakan.

Jika Coutinho unjuk gigi pada perempat final yang bakal dihelat di Stadion Da Luz Portugal 15 Agustus mendatang, publik akan diingatkan momen pada tahun 2003, juga perempat final liga Champions, saat itu AS Monaco berhadapan dengan Real Madrid.

Madrid lebih diunggulkan, bahkan pada leg pertama Los Blancos unggul 4-2 atas klub papan tengah Ligue 1 Perancis. Tapi langkah mereka dijegal oleh pemain yang notabene milik Madrid, dialah Fernando Morientes.  Striker asal Spanyol yang musim sebelumnya dipinjamkan ke AS Monaco.

Dalam laga perempat final itu, Morientes yang merasa dibuang oleh Madrid berhasil mencetak dua gol, pada dua pertemuan, dan itu cukup untuk membuat Madrid harus angkat kaki dari perebutan piala. AS Monaco berhasil membungkam Madrid lewat skors 3-1. Mereka unggul gol tandang.

Akankah Coutinho menyakiti Barcelona dengan cara yang sama ketika Morientes melakukan itu terhadap Real Madrid?