Momen Oliver Kahn Tak Mau Kalah Saat Melawan Anak Berusia 9 Tahun
Menang! Satu kata yang secara sempurna menggambarkan mantan kiper Jerman dan Bayern Muenchen, Oliver Kahn. Sebagian besar pesepakbola profesional benci kalah dan Kahn adalah contohnya.
Sepanjang kariernya, Kahn meraih delapan gelar Bundesliga, enam DFB-Pokal, dan satu Liga Champions. Sekarang, Khan sudah berusia senja dan memegang posisi penting sebagai CEO Bayern. Tugas utamanya mengatur aktivitas FC Hollywood sehari-hari.
Meski sudah lama pensiun, semangat kompetitif Kahn tidak pernah padam. Salah satunya tertulos di sebuah buku tentangs ejarah sepakbola Jerman berjudul "Tor!" (gol).
Dalam buku itu diceritakan Kahn diminta untuk ambil bagian dalam sebuah pertandingan amal melawan sekelompok anak berusia sembilan tahun yang berlangsung dengan adu penalti. Uang hasil acara itu akan disumbangkan. Uang itu berasal dari setiap penalti yang dicetak oleh para pemain muda.
Tapi, Kahn tidak bisa membiarkan dirinya kebobolan. Bahkan, untuk sebuah laga amal. Seluruh tendangan bocah berusia 9 tahun itu ditepis Kahn.
Tidak ada informasi donasi tetap diberikan atau tidak. Tapi, yang jelas penjaga gawang yang pernah membawa Jerman ke final Piala Dunia 2002 tersebut membuktikan dirinya sebagai sosok yang perfeksionis dan tak mau kalah.
"Kiper butuh unsur kegilaan. Siapa lagi yang akan berdiri di sana dan membiarkan orang menembak bola di wajah atau perut mereka, dan masih berpikir itu bagus?" kata Kahn dalam sebuah kesempatan tentang kejadian tersebut.
Tidak heran jika penjaga gawang itu digambarkan sebagai orang gila. Dan, apakah Kahn memikirkan perasaan anak-anak malang itu? Sampai hari ini tidak ada yang tahun persis jawabannya.
Sepanjang kariernya, Kahn meraih delapan gelar Bundesliga, enam DFB-Pokal, dan satu Liga Champions. Sekarang, Khan sudah berusia senja dan memegang posisi penting sebagai CEO Bayern. Tugas utamanya mengatur aktivitas FC Hollywood sehari-hari.
Meski sudah lama pensiun, semangat kompetitif Kahn tidak pernah padam. Salah satunya tertulos di sebuah buku tentangs ejarah sepakbola Jerman berjudul "Tor!" (gol).
Dalam buku itu diceritakan Kahn diminta untuk ambil bagian dalam sebuah pertandingan amal melawan sekelompok anak berusia sembilan tahun yang berlangsung dengan adu penalti. Uang hasil acara itu akan disumbangkan. Uang itu berasal dari setiap penalti yang dicetak oleh para pemain muda.
Tapi, Kahn tidak bisa membiarkan dirinya kebobolan. Bahkan, untuk sebuah laga amal. Seluruh tendangan bocah berusia 9 tahun itu ditepis Kahn.
Tidak ada informasi donasi tetap diberikan atau tidak. Tapi, yang jelas penjaga gawang yang pernah membawa Jerman ke final Piala Dunia 2002 tersebut membuktikan dirinya sebagai sosok yang perfeksionis dan tak mau kalah.
"Kiper butuh unsur kegilaan. Siapa lagi yang akan berdiri di sana dan membiarkan orang menembak bola di wajah atau perut mereka, dan masih berpikir itu bagus?" kata Kahn dalam sebuah kesempatan tentang kejadian tersebut.
Tidak heran jika penjaga gawang itu digambarkan sebagai orang gila. Dan, apakah Kahn memikirkan perasaan anak-anak malang itu? Sampai hari ini tidak ada yang tahun persis jawabannya.
Wir sind sehr stolz, dass wir heute unser gemeinsames, clubübergreifendes Leitbild präsentieren konnten. Es basiert auf der Historie des @FCBayern, die im europäischen Fußball einzigartig ist und erklärt die Werte, für die wir als Verein stehen wollen. pic.twitter.com/B4w2xlt0nx
— Oliver Kahn (@OliverKahn) October 1, 2021