Jika mereka yakin seorang pemain tidak cukup baik, penulis di As atau Marca tidak akan berbasa-basi mengatakannya.
Jika mereka yakin seorang pemain tidak cukup baik, penulis di As atau Marca tidak akan berbasa-basi mengatakannya.
Momen terakhir David Beckham bersama Setan Merah.
Laga itu terjadi di Piala UEFA musim 1998.
Ronaldo Nazario membantu memperindah lukisan sepakbola lewat sapuan kuas kakinya.
"Tapi, ada satu (video) yang paling saya sukai," kata Ronaldo. Cek video.
Ronaldo menderita cedera paling memilukan dalam sejarah. Seusai operasi, lututnya sebesar bola sepak. Sempat divonis tak bisa main lagi.
Ada Neymar kecil yang berfoto dengan Ronaldo. Ada pula Kylian Mbappe bersama Thierry Henry.
Permintaan maaf disampaikan ke ibu ibu yang anaknya mengikuti model rambut Ronaldo.
Sungguh merupakan kejutan besar, ternyata fans Barcelona tidak memilih Messi di posisi teratas. Bukan pula Xavi dan Iniesta.
Saking uniknya, video Ronaldo itu sudah mengumpulkan setidaknya 43 juta penayangan sejak diunggah.
Menurut Roy Keane, baik Ronaldo maupun Simeone tidak menunjukkan respek.
Ronaldo bakal memiliki 5 anak dari 4 wanita cantik. Begini kisahnya.
Zlatan Ibrahimovic sejatinya punya popularitas dalam dunia sepak bola, tapi megabintang asal Swedia itu justru mengidolakan pemain lain.
Standing ovation menjadi simbol penghormatan, rasa kagum, dan takjub. Saat itu Ronaldo membela Real Madrid menyingkirkan Manchester United.
Para legenda sepak bola ini merupakan penggagas trik sepak bola yang masih digunakan hingga saat ini.
Perpindahan pemain antar dua tim raksasa Milan sering terjadi. Mario Balotteli di peringkat 10. Pirlo peringkat 3.
Baca juga kisah kocak pertemuan Ronaldo Nazario de Lima dengan striker jangkung Peter Crouch. Ronaldo juga tidak kenal Crouch.
Paling fenomenal adalah saat Ronaldinho mendapat standing ovation dari pendukung Real Madrid di Bernabeu. Ternyata banyak momen langka seperti ini.
Memang akan memicu perdebatan karena sulit sekali memilih yang terbaik dari sekian banyak pemain hebat di seluruh dunia.
Hubungan Brasil dengan Madrid terbina pada 1990-an dan mencapai puncak pada 2000-an.