Berita

Kontroversi Kesepakatan Sponsorship Barcelona dengan DR Kongo, Dikritik Pemerintah Swedia

Ringkasan Berita

  • Barcelona mengumumkan kesepakatan sponsorship dengan DR Kongo senilai Rp 742 miliar untuk empat tahun ke depan.

  • Menteri Swedia mengkritik kesepakatan ini, menekankan bantuan Swedia harus untuk makanan dan vaksin, bukan kemitraan olahraga.

  • Amnesty International khawatir tentang hak asasi manusia di DR Kongo, bertentangan dengan nilai-nilai Barcelona.

Kesepakatan sponsorship Barcelona dengan DR Kongo menuai kritik dari Menteri Swedia.

Barcelona baru-baru ini mengumumkan kesepakatan sponsorship baru yang diperkirakan akan menghasilkan sekitar Rp 742 miliar selama empat tahun ke depan. Meskipun berita ini disambut positif oleh banyak penggemar Barcelona yang berharap dapat membantu masalah keuangan klub yang kronis, kesepakatan dengan Pemerintah Republik Demokratik Kongo tidak diterima dengan baik di semua pihak. Kesepakatan ini akan membuat papan pariwisata DR Kongo mempromosikan negara tersebut di lengan baju Barcelona, dengan slogan 'RD Congo – Coeur d’Afrique' [DR Kongo – Jantung Afrika]. Ini mengikuti kampanye serupa oleh Rwanda dan Botswana dalam beberapa tahun terakhir yang ingin mensponsori tim sepak bola, sementara AS Monaco dan AC Milan telah menandatangani perjanjian serupa dengan DR Kongo.

Kritik dari Pemerintah Swedia terhadap Kesepakatan Barcelona-DR Kongo

Sementara itu, Menteri Kerjasama Pembangunan Internasional dan Perdagangan Luar Negeri Swedia, Benjamin Dousa, telah berbicara tentang masalah ini, sebagai salah satu pihak yang mengirimkan bantuan ke DR Kongo. Dousa menekankan bahwa tidak ada satu sen pun dari Swedia yang harus digunakan untuk prioritas ini. Bantuan kami ditujukan untuk paket makanan, vaksin, dan buku. Kami berharap uang Swedia tidak akan digunakan untuk membayar prioritas seperti kemitraan dengan Barcelona.

Artikel juga mencatat bahwa 73% dari populasi DR Kongo dikategorikan sebagai hidup dalam kemiskinan, dan mereka menempati peringkat ke-163 dari 180 dalam indeks korupsi.

Kekhawatiran Hak Asasi Manusia di DR Kongo

Di luar potensi penyalahgunaan dana pemerintah, Amnesty International telah mengangkat kekhawatiran tentang situasi hak asasi manusia di DR Kongo, yang secara langsung bertentangan dengan slogan Barcelona 'Lebih dari Sekedar Klub', dan dukungan mereka terhadap komunitas LGBTQIA+, yang ingin dikriminalisasi oleh pemerintah. Dengan pertempuran yang sedang berlangsung antara DR Kongo dan kelompok pemberontak yang didukung Rwanda, juga ada laporan tentang pembunuhan di luar hukum oleh pasukan pemerintah.

Newsletter : 📩 Dapatkan update terkini seputar dunia sepak bola langsung ke email kamu — gratis!