Alasan Ultras Lazio mengecam Elseid Hysaj.
Sebuah rekaman memperlihatkan pemain Lazio, di antaranya Luis Alberto sedang tertawa bersama dengan pemain Lazio lainnya di luar sebuah restoran. Kegembiraan Alberto itu disebabkan rekan barunya, Elseid Hysaj, menyumbang sebuah lagu berjudul 'Bella Ciao'.
Lagu itu ternya mengundang marah kelompok suporter Lazio, yakni Ultras.
Bella Ciao secara historis adalah lagu kebangsaan bagi para pekerja dan dipandang sebagai simbol dari politik sayap kiri, yang tak lain lawan politik dari penggemar berat Lazio yang terkenal karena memposisikan diri mereka di sayap kanan.
Salah satu pendukung Lazio, Franco Costantino, mengatakan kepada Adn Kronos. “Secara historis kami adalah basis penggemar sayap kanan dan kami bangga akan hal itu.”
Kemarahan itu lantas diwujudkan dalam tindakan, di mana Ultras Lazio membentangkan spanduk di jembatan Ponte Flaminio di Roma, salah satu titik paling terlihat di kota itu.
Spanduk itu menyebut Hysaj seperti 'cacing' dan mengatakan klub telah bersikap fasis. Bunyi persisnya: 'Hysaj adalah cacing, Lazio fasis.'
Bella Ciao sendiri dinyanyikan oleh Gerakan Perlawanan Italia, yang berjuang melawan Nazi dan kediktatoran fasis Benito Mussolini pada 1920-an, 1930-an, hingga 1940-an (menjadi terkenal setelah tampil menonjol dalam serial Netflix Money Heist)
“Bella Ciao yang dinyanyikan dengan seragam Lazio adalah sesuatu yang luar biasa, Hysaj melakukan kesalahan. Dia tidak punya alasan,” timpal para suporter Lazio.
Menurut Calciomercato di Italia, sekelompok ultras pergi ke restoran untuk menghadapi Hysaj, tetapi tim sudah pergi saat mereka tiba.
Mereka dikatakan telah mengatur pertemuan dengan Hysaj, melalui Direktur Olahraga Lazio, Igli Tare, dan sekelompok petugas polisi di luar hotel tim.
Apakah ketegangan bisa diredakan selama pertemuan itu? Masih harus dilihat dan Hysaj bisa menghadapi sambutan sengit dalam pertandingan pertamanya di Stadio Olimpico.
Sementara itu, Maurizio Sarri selaku pelatih Lazio, dikabarkan tidak senang karena ultras diizinkan untuk mengganggu para pemainnya.
“Adalah tugas klub untuk melindungi pemainnya dan menyingkirkannya dari situasi, di mana hal itu digunakan untuk keuntungan pribadi dan politik,” bunyi pernyataan Lazio.