Thomas Tuchel menjelaskan alasan tidak mengenakan jas saat menjadi pelatih Inggris. Simak penjelasannya yang menarik dan informatif.
Thomas Tuchel, mantan pelatih Borussia Dortmund, Chelsea, dan Bayern Munich, kini menjabat sebagai pelatih tim nasional Inggris, menggantikan Gareth Southgate pada Oktober 2024. Dalam debutnya sebagai pelatih Inggris melawan Albania di Wembley untuk kualifikasi Piala Dunia 2026, banyak yang penasaran apakah Tuchel akan mengenakan jas di pinggir lapangan. Namun, Tuchel telah menyatakan bahwa meskipun merasa nyaman dengan jas, ia lebih memilih kebebasan bergerak selama pertandingan.
Tuchel menjelaskan, "Perubahan terjadi. Mengenakan dasi FA terasa nyaman, tetapi itu bukan tampilan saya di pinggir lapangan. Saya butuh lebih banyak kebebasan untuk bergerak, tetapi untuk acara tertentu, ini tampilan yang bagus." Pernyataan ini menunjukkan bahwa Tuchel lebih mengutamakan kenyamanan dan fungsionalitas daripada penampilan formal saat bertugas di lapangan.
Reaksi dan Tantangan Sebagai Pelatih Inggris
Menjadi pelatih Inggris, terutama sebagai orang Jerman, Tuchel menyadari adanya reaksi beragam dari publik. "Tidak ada perasaan keras untuk itu. Tentu saja, akan selalu ada campuran. Sekarang saya harus membuktikan diri kepada orang-orang yang mungkin sedikit khawatir. Saya harus membuktikan betapa pentingnya ini bagi saya dan bahwa ini adalah pekerjaan impian saya yang akan saya berikan segalanya - saya adalah orang yang tepat untuk pekerjaan ini," kata Tuchel dengan penuh semangat.
Dalam kualifikasi Piala Dunia 2026, Tuchel menghadapi grup yang menantang dengan lawan seperti Serbia dan Albania yang dikenal memiliki pemain individu yang baik dan penggemar yang emosional. Ini adalah pertama kalinya Inggris bermain melawan Latvia, dan meskipun mereka diunggulkan melawan Andorra, Tuchel menekankan pentingnya membuktikan kemampuan mereka di lapangan.
Tuchel menambahkan, "Grup yang sulit adalah kesan pertama saya. Serbia dan Albania selalu dikenal dengan pemain individu yang baik dan kelompok emosional, penggemar emosional, jadi mereka adalah lawan yang sulit. Ini adalah pertama kalinya Inggris bermain melawan Latvia, jadi ini adalah pengalaman baru bagi kita semua dan, tentu saja, kita adalah favorit melawan Andorra, tetapi kita perlu membuktikannya. Kita sekarang memiliki delapan pertandingan untuk dimainkan, apa pun yang terjadi kita ingin siap untuk itu."
Dengan pendekatan yang penuh semangat dan fokus pada pembuktian diri, Tuchel berharap dapat membawa Inggris meraih kesuksesan di kualifikasi Piala Dunia 2026 dan seterusnya.