Analisis empat kesalahan Ruben Amorim dalam kekalahan Manchester United di final Liga Europa melawan Tottenham Hotspur.
Kesalahan Taktik Ruben Amorim
Manchester United harus menelan pil pahit setelah kalah 1-0 dari Tottenham Hotspur di final Liga Europa. Pertandingan ini menjadi kesempatan bagi kedua tim yang berada di posisi ke-16 dan ke-17 di Liga Premier untuk meraih trofi dan tiket ke Liga Champions musim depan. Namun, gol babak pertama dari Brennan Johnson memastikan kemenangan bagi Spurs, memberikan mereka trofi pertama sejak 2008.
Hasil ini membuat United mengakhiri musim tanpa trofi, dan banyak yang menilai bahwa Ruben Amorim, pelatih kepala United, membuat beberapa kesalahan krusial yang berkontribusi pada kekalahan ini. Berikut adalah empat kesalahan yang dilakukan Amorim dalam pertandingan tersebut.
Memainkan Leny Yoro di Posisi yang Salah
Leny Yoro, salah satu bek muda berbakat, dimainkan di sisi kanan dari tiga bek. Padahal, posisi terbaiknya adalah di sisi kiri. Keputusan Amorim untuk menempatkan Luke Shaw di kiri dan Yoro di kanan ternyata menjadi bumerang. Shaw, meskipun berpengalaman, tidak mampu mengimbangi kecepatan Spurs, dan pengaturan ini dinilai sebagai salah satu penyebab kekalahan United.
Para penggemar juga mengkritik keputusan ini di media sosial. Salah satu penggemar menyatakan, "Saya tidak mengerti mengapa Shaw yang dimainkan? Dia tampil buruk di setiap pertandingan. Saya akan memulai Yoro di LCB."
Keputusan ini menunjukkan bahwa penempatan pemain yang tidak tepat dapat mempengaruhi performa tim secara keseluruhan.
Memainkan Bruno Fernandes Terlalu Dalam
Bruno Fernandes, pemain kunci United, tidak dapat memberikan dampak ofensif karena dimainkan terlalu dalam. Musim ini, Fernandes telah menunjukkan performa kreatif terbaiknya, namun dalam pertandingan ini, ia ditempatkan di posisi gelandang tengah yang lebih dalam, sementara Mason Mount mengisi peran gelandang serang.
Keputusan ini mengurangi efektivitas Fernandes di sepertiga akhir lapangan, dan banyak yang merasa bahwa ini adalah kesalahan taktik yang signifikan. Seorang penggemar menulis di media sosial, "Setiap manajer yang menempatkan Bruno Fernandes terlalu dalam seharusnya tidak menjadi manajer."
Menunggu Terlalu Lama untuk Melakukan Pergantian
Amorim baru melakukan pergantian pemain pertama pada menit ke-71. Setelah babak pertama yang membosankan dan tertinggal 1-0, United membutuhkan perubahan untuk menyegarkan permainan. Namun, Amorim menunda pergantian hingga menit ke-71, ketika ia memasukkan Alejandro Garnacho dan Joshua Zirkzee.
Kedua pemain ini memberikan dampak langsung, dan United mulai menguasai permainan. Namun, pergantian berikutnya baru dilakukan 15 menit kemudian, dan itu sudah terlambat. Seorang penggemar menyatakan, "Saya tidak peduli apa yang orang lain katakan, tetapi pergantian itu dilakukan terlalu terlambat."
Tidak Memainkan Kobbie Mainoo
Kobbie Mainoo, salah satu talenta muda United, tidak dimainkan hingga hampir akhir pertandingan. Mainoo telah menunjukkan potensi besar sejak debutnya, namun dalam pertandingan ini, ia harus menunggu di bangku cadangan hampir sepanjang waktu.
Ketika akhirnya dimasukkan, kerusakan sudah terjadi, dan United tidak dapat membalikkan keadaan. Keputusan untuk tidak memanfaatkan Mainoo lebih awal dianggap sebagai peluang yang terlewatkan untuk mengubah dinamika permainan.
Newsletter : 📩 Dapatkan update terkini seputar dunia sepak bola langsung ke email kamu — gratis!