Paolo Di Canio Sebut Penampilan Babak Pertama Inter di Final Liga Champions 2025 Sulit Diterima Nalar

Paolo Di Canio Sebut Penampilan Babak Pertama Inter di Final Liga Champions 2025 Sulit Diterima Nalar

Ringkasan Berita

  • Paolo Di Canio kecewa dengan performa Inter Milan di babak pertama final Liga Champions 2025 melawan PSG.

  • Inter Milan tertinggal 0-2 di babak pertama setelah gol cepat dari Achraf Hakimi dan Desire Doue.

  • Di Canio berharap Inter menunjukkan semangat juang dan mentalitas lebih baik di babak kedua.

Paolo Di Canio mengkritik penampilan babak pertama Inter melawan PSG di Final Liga Champions 2025.

Kritik Tajam dari Paolo Di Canio

Paolo Di Canio, mantan penyerang Serie A, mengungkapkan kekecewaannya terhadap penampilan babak pertama Inter Milan di Final Liga Champions 2025 melawan Paris Saint-Germain (PSG). Menurutnya, performa Inter di babak pertama tersebut 'tidak dapat diterima, tidak dapat dipahami, dan tidak dapat ditoleransi'. Di Canio berharap tim Nerazzurri menunjukkan sikap yang berbeda di babak kedua.

Inter Milan tertinggal 0-2 saat jeda pertandingan melawan PSG. Gol-gol cepat dari mantan bek mereka, Achraf Hakimi, dan pemain sayap Prancis, Desire Doue, dalam 20 menit pertama membuat Inter terkejut. Di Canio menyoroti betapa mengejutkannya awal pertandingan tersebut bagi tim Serie A ini.

Harapan untuk Babak Kedua

Di Canio, yang berbicara kepada Sky Sport saat jeda pertandingan, menyatakan bahwa menyaksikan babak pertama seperti itu adalah hal yang tidak bisa diterima. “Kami tidak tahu apa yang ada di dalam kepala para pemain; kami hanya bisa menilai sikap mereka,” ujarnya. Dia berharap pelatih Simone Inzaghi dapat membangkitkan kebanggaan dan martabat para pemain di ruang ganti.

Menurut Di Canio, tidak ada dukungan tim yang saling menguatkan pada gol-gol yang terjadi. Gol Hakimi, katanya, tidak bisa dimaafkan dan terlalu mudah. Dia menekankan bahwa Inter perlu kembali ke lapangan dengan pola pikir yang benar-benar berbeda jika mereka berharap untuk kembali ke pertandingan dan setidaknya menyelamatkan martabat dan kehormatan mereka.

Di Canio menggunakan analogi bahwa pertandingan ini seperti 'pertarungan yang sudah kalah sebelum dimulai' jika Inter tidak mengubah pendekatan mereka. Dia berharap tim dapat bangkit dan menunjukkan semangat juang yang lebih besar di babak kedua.

Dengan situasi yang menantang ini, Di Canio menekankan pentingnya motivasi internal dan kepemimpinan di lapangan. Dia percaya bahwa para pemain harus mengambil tanggung jawab pribadi untuk mengubah nasib pertandingan.

Inter Milan, yang dikenal sebagai salah satu raksasa sepak bola Italia, harus menunjukkan kualitas dan pengalaman mereka di level tertinggi. Di Canio berharap bahwa babak kedua akan menjadi kesempatan bagi Inter untuk membuktikan diri dan mengubah jalannya pertandingan.

Di Canio juga menyoroti pentingnya strategi yang tepat dan adaptasi cepat terhadap situasi permainan. Dia mengingatkan bahwa sepak bola adalah permainan yang dinamis dan setiap detik di lapangan bisa mengubah hasil akhir.

Di akhir wawancara, Di Canio menekankan bahwa sepak bola bukan hanya tentang keterampilan teknis, tetapi juga tentang mentalitas dan semangat juang. Dia berharap Inter dapat menunjukkan kedua aspek tersebut di babak kedua.

Di Canio menutup dengan pesan motivasi bahwa setiap pertandingan adalah kesempatan untuk belajar dan berkembang. Dia berharap Inter dapat mengambil pelajaran dari babak pertama dan tampil lebih baik di babak kedua.

Sayang, Inter tetap tidak bisa bangkit di babak kedua dan takluk 0-5. Kekalahan terbesar di final Liga Champions.

Newsletter : 📩 Dapatkan update terkini seputar dunia sepak bola langsung ke email kamu — gratis!

Comments (0)

Tidak ada komentar, jadilah yang pertama!

You Might Also Like