Ringkasan Berita
-
Thomas Frank dilaporkan akan menjadi manajer baru Tottenham, membawa pendekatan pragmatis yang sukses di Brentford.
-
Frank dikenal dengan strategi adaptifnya, mampu memaksimalkan sumber daya terbatas dan bersaing di liga utama.
-
Tottenham berharap Frank dapat membawa efisiensi dan fleksibilitas, mengatasi perubahan gaya permainan sebelumnya.
Thomas Frank siap membawa perubahan di Tottenham dengan pendekatan pragmatis dan efisien.
Thomas Frank dan Perubahan di Tottenham
Thomas Frank dilaporkan akan menjadi manajer baru Tottenham. Namun, bisakah dia mengulangi kesuksesannya di Brentford di sisi lain London? Frank dikenal dengan pendekatan pragmatisnya, yang terbukti efektif saat Brentford berhasil finis di posisi kesembilan di Liga Premier meskipun memiliki anggaran gaji terendah.
Dengan gaji £99 juta atau sekitar Rp1,9 triliun, Brentford mampu mengatasi keterbatasan finansial dan bersaing di liga teratas. Ketika Frank memimpin Brentford ke posisi atas, mereka hanya terpaut satu poin di belakang Tottenham, yang memiliki gaji £251 juta atau sekitar Rp4,8 triliun. Ini menunjukkan bagaimana Frank memaksimalkan sumber daya yang ada.
Strategi Pragmatis dan Adaptasi
Brentford memenangkan promosi dengan gaya permainan berbasis penguasaan bola, mendominasi lawan mereka. Namun, Frank menyadari bahwa pendekatan ini harus diubah di liga utama. Dia mengadopsi strategi yang lebih defensif namun tetap kompetitif melawan tim-tim besar. Pendekatan pragmatis ini menarik perhatian Tottenham, terutama setelah manajer sebelumnya gagal mempertahankan konsistensi. Frank dikenal dengan kemampuannya beradaptasi, sesuatu yang kurang dimiliki oleh manajer Tottenham sebelumnya.
Tottenham sebelumnya mengalami perubahan gaya permainan yang drastis, dari pendekatan defensif José Mourinho dan Antonio Conte hingga permainan menyerang Ange Postecoglou. Meskipun Postecoglou berhasil mengakhiri kekeringan trofi klub dengan kemenangan di Liga Europa, dia dipecat setelah hasil buruk di liga. Kini, Tottenham mencari manajer yang lebih fleksibel seperti Frank, yang mampu beradaptasi dengan situasi dan sumber daya yang ada.
Brentford dikenal sebagai klub penjual, kehilangan banyak pemain terbaik mereka seperti Neal Maupay, Ollie Watkins, dan Ivan Toney. Namun, Frank mampu mengatasi kehilangan ini dengan memanfaatkan pemain yang ada. Dia tidak terikat pada satu gaya permainan dan siap mengubah taktik sesuai kebutuhan. Ini berbeda dengan Postecoglou yang lebih fokus pada penguasaan bola.
Di bawah Frank, Brentford menunjukkan efisiensi dalam menciptakan peluang dan mencetak gol. Mereka memiliki nilai gol yang diharapkan (xG) tertinggi di liga, menunjukkan kemampuan mereka dalam memaksimalkan peluang. Frank juga menekankan pentingnya bola mati, dengan Brentford mencetak banyak gol dari situasi ini. Pendekatan ini diharapkan dapat diterapkan di Tottenham.
Frank dikenal dengan pendekatannya yang berbasis data, mencari efisiensi di setiap kesempatan. Dia percaya bahwa mengambil risiko adalah bagian dari permainan, dan ini tercermin dalam strategi bola matinya. Tottenham berharap Frank dapat membawa kesuksesan serupa di London Utara.
Dengan pendekatan pragmatis dan efisien, Thomas Frank siap membawa perubahan di Tottenham. Dia adalah manajer yang terbuka terhadap berbagai pendekatan dan siap belajar serta menggunakan teknik baru. Daniel Levy membuat keputusan besar dengan menunjuk Frank, tetapi ini tampaknya menjadi risiko yang layak diambil.
Newsletter : 📩 Dapatkan update terkini seputar dunia sepak bola langsung ke email kamu — gratis!